Infotangerang.id– Cabut gigi adalah pengalaman yang menakutkan bagi semua orang, baik itu anak-anak maupun dewasa. Namun, seringkali cabut gigi menjadi solusi paling praktis untuk mengatasi rasa sakit pada gigi.
Cabut gigi merupakan tindakan untuk mengeluarkan gigi yang rusak atau mengalami gangguan, seperti kerusakan parah yang tidak dapat ditambal atau gigi yang terinfeksi dan telah membusuk.
Tindakan ini dapat dilakukan dengan cara sederhana atau melalui prosedur bedah.
Cabut gigi secara sederhana biasanya dilakukan jika mahkota gigi yang akan dicabut masih terlihat atau tidak terhalang oleh gusi.
Namun, jika gigi yang akan dicabut berjumlah banyak atau mahkotanya tidak terlihat, misalnya karena patah atau tumbuh miring, maka diperlukan tindakan operasi pencabutan gigi yang disebut odontektomi.
Lalu bagaimana jika ingin melakukan cabut gigi? berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan prosedur cabut gigi agar aman dan tak terinfeksi.
Kondisi yang Diperlukan untuk Cabut Gigi
Ketika sakit gigi, biasanya banyak dari penderita memilih prosedut cabut gigi sebagi opsi terkahir.
Meskipun demikian, cabut gigi tidak bisa langsung dilakukan, tetapi sebelumnya ada beberapa pemeriksaan yang harus dilakukan.
Jika cabut gigi tidak dapat dihindari, maka tindakan tersebut dapat dilakukan. Namun, tidak berhenti di situ, setelah pencabutan gigi, perawatan tambahan pada rongga mulut juga diperlukan.
Selain itu, kondisi gigi akan terus dipantau untuk mencegah terjadinya komplikasi. Berikut beberapa kondisi yang memang mengharuskan cabut gigi
Saraf Mati pada Gigi Berlubang
Infeksi bakteri adalah penyebab utama terjadinya lubang pada gigi.
Jika tidak ditangani dengan cepat, infeksi tersebut dapat menyebar hingga ke lapisan terdalam gigi, yaitu saraf, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kematian saraf gigi.
Ketika kondisinya semakin parah dan tidak dapat lagi diatasi melalui perawatan saluran akar, cabut gigi menjadi satu-satunya pilihan yang tersisa.
Gigi Berantakan
Penyebab utama susunan gigi berantakan atau tidak beraturan adalah keterbatasan ruang di dalam rahang untuk menampung semua gigi dengan baik.
Ketika menghadapi masalah ini, seorang dokter gigi mungkin merekomendasikan cabut gigi untuk memasang kawat gigi agar susunan gigi menjadi lebih rapi.
Melalui cabut gigi, ruang yang cukup akan diciptakan di rahang sehingga kawat gigi dapat dipasang dengan baik.
Rentan Terinfeksi
Ada situasi tertentu di mana seseorang menjadi lebih rentan terhadap infeksi, seperti saat menjalani kemoterapi atau setelah melakukan transplantasi organ.
Oleh karena itu, untuk mengurangi risiko terinfeksi pada gigi yang berlubang, sering kali diperlukan pencabutan gigi.
Penyakit Gusi yang Parah
Peradangan jaringan yang mendukung gigi dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan di sekitar gigi dan tulang penyangga.
Jika kondisi ini dibiarkan tanpa penanganan yang tepat, gigi bisa menjadi goyang dan tidak dapat berfungsi secara normal. Dalam kasus seperti ini, cabut gigi merupakan solusi yang paling sesuai.
Peringatan dan Larangan Cabut Gigi
Pencabutan gigi mungkin tidak bisa dilakukan atau harus ditunda pada pasien yang mengalami kondisi-kondisi berikut:
- Demam, mual, atau bahkan muntah-muntah pada malam sebelum pencabutan gigi.
- Masa kehamilan pada trimester pertama atau trimester terakhir.
- Retakan pada rahang.
- Penderita penyakit seperti diabetes atau hipertensi yang tidak terkontrol, gangguan irama jantung, penyakit ginjal, penyakit hati, leukemia, atau kanker pada kelenjar getah bening.
Pencabutan gigi juga sebaiknya ditunda jika gigi yang akan dicabut berada pada gusi yang terinfeksi dan belum diobati, terletak di area yang pernah terkena radioterapi, atau berdekatan dengan jaringan tumor ganas.
Selain itu, prosedur cabut gigi perlu dilakukan dengan lebih hati-hati jika pasien sedang menjalani pengobatan dengan imunosupresan, bisfosfonat, kortikosteroid, atau kemoterapi.
Prosedur Sebelum Cabut Gigi
Sebelum menjalani pencabutan gigi, penting juga untuk memberitahu dokter jika mengalami kondisi-kondisi berikut:
- Penyakit jantung bawaan.
- Penyakit tiroid.
- Penyakit hati.
- Penyakit ginjal.
- Gangguan perdarahan, seperti hemofilia.
- Sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti akibat HIV.
- Baru saja menjalani operasi, seperti penggantian sendi lutut atau panggul.
- Pernah mengalami endokarditis akibat infeksi bakteri.
Tidak hanya itu, memberi tahu dokter mengenai semua obat yang sedang dikonsumsi, termasuk suplemen, vitamin, dan produk herbal juga tak kalah penting harus dilakukan.
Jika sedang dalam mengkonsumi obat pengencer darah (antikoagulan), seperti aspirin, dokter mungkin akan meminta untuk menghentikannya sementara.
Hal ini karena obat pengencer darah dapat meningkatkan risiko perdarahan setelah pencabutan gigi.
Setelah semua itu dilakukan, dan sebelum memulai prosedur pencabutan gigi, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada gigi dan gusi.
Dokter juga bisa mengambil tindakan foto Rontgen gigi untuk mengevaluasi struktur tulang rahang dan menentukan seberapa parah kerusakan pada gigi.
Sementara itu, pada pasien, terdapat beberapa persiapan yang perlu dilakukan sebelum menjalani pencabutan gigi:
- Hindari merokok.
- Kenakan pakaian yang longgar atau lengan pendek.
- Jangan makan atau minum selama 6-8 jam sebelum prosedur pencabutan gigi dengan operasi dan bius melalui infus.
- Mintalah keluarga atau teman untuk menemani selama prosedur pencabutan gigi jika akan menerima bius total.
Semua prosedur sebelum pencabutan gigi harus benar-benar dilakukan agar aman dan tak terinfeksi setelah melakukan tindakan cabut gigi.
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Setelah Cabut Gigi
Seperti halnya dalam operasi kecil lainnya, cabut gigi juga membutuhkan perhatian khusus agar proses penyembuhan berjalan dengan baik.
Selain itu, instruksi-instruksi berikut perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya komplikasi:
- Hindari mengunyah makanan menggunakan rongga mulut di sisi gigi yang dicabut. Misalnya, jika gigi yang dicabut berada di sisi kanan, maka gunakan gigi di sisi kiri untuk mengunyah.
- Hindari menghisap, berkumur, atau meludah terlalu sering karena hal ini dapat memperlambat proses penyembuhan luka.
- Jangan mengonsumsi makanan atau minuman panas karena hal ini dapat menghambat pembekuan darah.
- Saat berkumur, lakukan dengan hati-hati agar gumpalan darah tidak terlepas.
- Hindari merokok setidaknya selama 72 jam setelah pencabutan gigi karena panas dari rokok dan gerakan mengisap saat merokok dapat mengganggu proses penyembuhan.
- Konsumsi obat sesuai dengan instruksi dokter. Jika diberikan antibiotik, pastikan untuk menghabiskannya.
- Saat menyikat gigi, lakukan dengan lembut.
- Minumlah air es secara berlimpah untuk membantu mempercepat pembekuan darah.
- Jika terjadi pembengkakan, gunakan kompres dingin pada pipi untuk menguranginya.
- Ganti kasa steril yang digigit setiap 20 menit atau saat kasa sudah terasa basah.
Biasanya, pasien dapat mengalami rasa sakit dan ketidaknyamanan di sekitar gusi di tempat gigi dicabut selama beberapa hari setelah prosedur pencabutan gigi.
Lubang bekas pencabutan gigi umumnya akan sembuh dalam rentang waktu 1 hingga 2 minggu.