INFOTANGERANG.ID- Setiap tanggal 20 Mei, di Indonesia memperingati Hari Kebangkitan Nasional, sebuah tonggak sejarah penting pasca kemerdekaan.

Pada tahun 2025 ini, Hari Kebangkitan Nasional memasuki peringatan yang ke-117, menandai momentum yang bukan hanya seremonial, tetapi juga penuh pesan mendalam tentang semangat persatuan dan nasionalisme.

Lalu bagaimana sejarah dari Hari Kebangkitan Nasional yang diperingati setiap tanggal 20 Mei tersebut?

Simak informasi lengkapnya dari artikel ini yang akan mengulas sejarah dan makna dari peringatan sejarah ini.

Kenapa 20 Mei Diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional?

Sejarah dari Hari Kebangkitan Nasional tidak bis alepas dari situasi politik Indonesia yang kacau pada tahun 1948.

Kala itu, terjadi pergolakan hebat di dalam negeri, mulai dari pergantian Kabinet Amir Syarifuddin ke Mohammad Hatta, konflik antar partai politik besar seperti PNI, Masyumi, dan PSI, hingga ketegangan yang meluas ke tubuh militer dan masyarakat sipil.

Sementara itu, penjajah Belanda masih mencoba untuk menguasai kembali wilayah-wilayah Indonesia, sehingga memperparah situasi nasional.

Di tengah gejolak tersebut, Presiden Soekarno menetapkan tanggal 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk ajakan untuk bersatu melawan ancaman asing dan konflik internal.

Tanggal 20 Mei sendiri dipilih karena bertepatan dengan berdirinya organisasi Budi Utomo (dulu bernama Boedi Utomo) oleh Dr. Soetomo dan para pelajar STOVIA di Batavia.

Budi Utomo merupakan organisasi modern pertama dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia yang berdiri pada 20 Mei 1908.

Budi Utomo ini lahir dari keprihatinan mendalam terhadap penderitaan rakyat akibat penjajahan, dengan tujuan utamanya adalah meningkatkan kecerdasan bangsa melalui jalur pendidikan.

Selain Dr. Soetomo, salah satu tokoh kunci dari pendiriannya organisasi ini adalah Dr. Wahidin Soedirohusodo.

Beliaulah yang mengusulkan pentingnya penyediaan dana pendidikan bagi pelajar pribumi yang berprestasi namun mengalami keterbatasan ekonomi.

Gagasan ini kemudian mendapat dukungan penuh dari Soetomo dan rekan-rekannya.

Organisasi Budi Utomo kemudian menjadi simbol awal kesadaran kolektif rakyat Indonesia untuk bangkit dari penjajahan.

Penetapan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ini kemudian dilegalkan melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 316 Tahun 1959.

Hal tersebut menjadikan Harkitnas sebagai salah satu hari nasional yang diperingati setiap tahunnya meskipun bukan hari libur.

Bagaimana Budi Utomo Jadi Titik Awal Kebangkitan Nasional?

hari kebangkitan nasional
Tokoh penting dibalik lahirnya Organisasi Budi Utomo

Sebelumnya, pada awal abad ke-20, masyarakat Indonesia hidup dalam cengkeraman sistem kolonial Belanda yang menindas.

Kebijakan ekonomi dan politik yang liberal kala itu justru memperburuk kondisi rakyat Indonesia.

Lahirnya kesadaran nasional ini sebanarnya diawali oleh kritik tajam Eduard Douwes Dekker dalam novel Max Havelaar, yang menggambarkan secara gamblang penderitaan pribumi di bawah sistem tanam paksa.

Karya tersebut menggugah hati sebagian masyarakat Belanda, hingga akhirnya mendorong lahirnya politik Etis yang mencangkup tiga agenda utama: irigasi, edukasi, dan transmigrasi.

Meskipun belum menyentuh semua kalangan, kebijakan ini membuka peluang pendidikan bagi rakyat pribumi.

Dari sinilah lahir para inteletual muda yang kelak menjadi pelopor kebangkitan nasional, seperti Dr. Wahidin Soedirohusodo dan Dr. Soetomo.

Kemudian, berangkat dari keresahan atas penderitaan rakyat dan minimnya akses pendidikan, Budi Utomo lahir sebagai organisasi modern pertama di Hindia Belanda.

Didirikan pada 20 Mei 1908, organisasi ini membawa semangat perubahan lewat pendekatan sosial dan kultural.

Meskipun tidak langsung bergerak di ranah politik, Budi Utomo menjadi katalis lahirnya berbagai organisasi nasionalis lainnya.

Visi mereka tentang kemajuan dan pencerdasan bangsa menyebar luas, memicu lahirnya gerakan-gerakan besar yang lebih berani secara politik.

Budi Utomo kemudian menjadi inspirasi bagi lahirnya sejumlah organisasi besar di Indonesia, seperti:

  • Sarekat Islam (SI)
  • Indische Partij
  • Muhammadiyah
  • Taman Siswa

Masing-masing organisasi tersebut membawa semangat yang sama, yakni membebaskan bangsa dari belenggu penjajahan, memperjuangkan kesetaraan, dan menumbuhkan kesadaran nasional.

Peringatan Hari Kebangkitan Nasional 2025: Makna Tema dan Logo

hari kebangkitan nasional
Logo Harkitnas 2025

Pada tahun ini, peringatan Hari Kebangkitan Nasional 2025 mengusung tema: “Bangkit Bersama Wujudkan Indonesia Kuat”.

Tema tersebut dipilih untuk mengajak seluruh elemen masyarakat bersinergi untuk bangkit dari berbagai tantangan dan bergerak maju menuju Indonesia yang lebih kuat, mandiri, dan juga sejahtera.

Adapun logo resmi Harkitnas 2025 yang dirilis oleh Komdigi mengandung makna:

1. Angka “117”: Tegas dan Matang

Angka 117 menandakan peringatan Harkitnas yang ke-117 tahun sejak berdirinya Budi Utomo pada 20 Mei 1908.

Angka ini ditampilkan secara tegas dan kokoh, mencerminkan kematangan bangsa dan konsistensi semangat kebangsaan yang terus hidup hingga kini.

2. “11” Sebagai Pilar Kokoh Kebangsaan

Dua angka “1” berdiri tegak menyerupai dua tiang pilar.

Ini melambangkan fondasi kebangsaan yang kuat, bahwa bangsa Indonesia berdiri atas nilai-nilai persatuan, perjuangan, dan gotong royong yang tidak tergoyahkan oleh zaman.

3. Bola Merah: Titik Semangat Perubahan

Di tengah logo terdapat bola berwarna merah menyala.

Unsur ini melambangkan energi, semangat juang, dan titik awal perubahan.

Warna merah juga mencerminkan keberanian rakyat Indonesia dalam menghadapi tantangan demi membangun masa depan yang lebih baik.

4. Garis Biru Horizontal: Simbol Arah Kemajuan

Garis horizontal berwarna biru dalam logo ini mewakili pandangan yang luas ke depan.

Ini menjadi simbol harapan, kestabilan, serta arah kemajuan bangsa Indonesia yang terus bergerak maju dengan pandangan jauh ke depan.

5. Lengkungan Emas: Representasi Gerakan Bangkit

Salah satu elemen paling mencolok adalah lengkungan berwarna emas.

Bentuk ini menggambarkan gerakan dinamis, lentur namun kuat, simbol dari semangat kebangkitan yang tumbuh bersama.

Warna emas merepresentasikan kejayaan, optimisme, dan nilai gotong royong sebagai kekuatan utama bangsa.

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Infotangerang
sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Infotangerang
Follow
Iis Suryani
Editor
Iis Suryani
Reporter