Infotangerang.id– Sebuah video viral di media sosial menunjukkan pengusiran terhadap penghuni kos-kosan yang diduga mengidap hoarding disorder.

Dalam rekaman yang diunggah di akun Instagram @lambe_turah, seorang wanita paruh baya yang disebut sebagai pemilik atau ibu kos terlihat menggerebek salah satu kamar kos miliknya.

Ketika ibu kos melakukan penggerebekan, seorang pria terlihat keluar dari dalam kamar yang penuh dengan sampah dan sangat berantakan.

Kejadian ini membuat pemilik kos terkejut, dan dia berusaha untuk menahan emosinya agar tidak terdengar oleh tetangganya.

Melihat situasi tersebut, para warganet menduga bahwa pemilik kamar tersebut mungkin mengalami gangguan mental yang dikenal sebagai “hoarding disorder”.

Lalu, apa itu hoarding disorder? Berikut Penjelasannya.

Pengertian Hoarding Disorder

Hoarding disorder adalah gangguan mental yang menyebabkan seseorang memiliki dorongan kuat untuk menimbun banyak barang.

Orang yang mengalami gangguan ini sering merasa sangat sulit dan stres untuk membuang barang-barang yang sebenarnya tidak lagi diperlukan.

Terkadang penderita hoarding disorder sering kali merasa terikat secara emosional dengan barang-barang yang mereka kumpulkan, dan mereka menghadapi kesulitan dalam menjaga kebersihan rumah mereka.

Barang-barang yang biasanya ditimbun meliputi koran, majalah, barang rumah tangga, pakaian, dan berbagai barang lainnya.

Gangguan ini dapat menyebabkan kekacauan yang signifikan dan mengganggu kualitas hidup penderitanya.

Menurut Primaya Hospital, hoarding disorder adalah gangguan psikologis berat di mana penderitanya mengumpulkan dan menyimpan barang dalam jumlah besar, terlepas dari nilai atau kepentingannya.

Penimbunan dilakukan secara acak sehingga barang-barang yang dikumpulkan cenderung tidak tertata.

Ketika diminta untuk membuang atau menyusun ulang barang-barang tersebut, penderita biasanya merasa sedih, tertekan, dan sulit untuk mematuhi permintaan tersebut.

Gangguan ini tidak hanya berdampak pada diri mereka sendiri tetapi juga dapat memengaruhi anggota keluarga yang tinggal bersama mereka.

Hoarding Disorder Berbeda dengan Pengoleksi

hoarding disorder
hoarding disorder

Hoarding disorder dan kebiasaan mengoleksi barang memang memiliki perbedaan yang signifikan.

Ketika seseorang mengoleksi barang, mereka biasanya memilih jenis barang tertentu seperti buku atau perangko dengan teliti, dan barang-barang tersebut diatur dengan rapi sesuai dengan preferensi mereka.

Kebiasaan mengoleksi barang juga tidak mengganggu kehidupan sehari-hari dan umumnya tidak menimbulkan stres saat harus membuang barang yang tidak terpakai lagi.

Di sisi lain, hoarding disorder tidak melibatkan pengaturan yang rapi untuk barang-barang yang dikumpulkan.

Barang-barang cenderung dibiarkan berserakan dan mengisi ruang tanpa perencanaan yang jelas.

Penderitanya sering merasa stres dan tertekan ketika harus membuang barang yang sebenarnya tidak lagi berguna atau layak dipertahankan.

Gejala Hoarding Disorder

Gejala hoarding disorder meliputi:

  • Kesulitan untuk membuang barang
  • Stres saat harus membuang barang
  • Kecemasan bahwa barang-barang tersebut mungkin dibutuhkan di masa depan
  • Kebingungan dalam menata barang
  • Ketidakpercayaan terhadap orang lain yang menyentuh barang-barang mereka, kamar yang berantakan, dan
  • Penarikan diri dari interaksi sosial dengan keluarga dan lingkungan lainnya.

Penyebab Hoarding Disorder

Penyebab pasti dari hoarding disorder masih belum diketahui dengan pasti.

Namun, beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya Yakni:

  • Adanya masalah pada otak seperti akibat operasi, stroke, atau infeksi
  • Riwayat keluarga dengan hoarding disorder
  • Pengalaman stres atau tekanan berat dalam hidup
  • Kurangnya perhatian dari orang tua saat masih kecil, dan
  • Adanya gangguan mental lain seperti fobia, gangguan bipolar, gangguan kecemasan, atau depresi.

Cara Mengatasi Hoarding Disorder

Seseorang dengan kondisi hoarding disorder ini hanya bisa didiagnosis oleh psikolog, psikiater, konselor profesional, atau pekerja sosial klinis.

Namun, ad beberapa pendekatan dalam diagnosa kondisi ini.

Selain itu, cara yang paling tepat untuk menyembuhkan hoarding disorder, terutama pada kasus yang parah, yakni konsultasi dengan dokter.

Tetapi berikut ini beberapa cara mengatasi hoarding disprder yang bisa dilakukan:

1. Melakukan terapi kognitif guna mengurangi dan mengatur barang-barang yang dikumpulkan.

2. Melakukan wawancara motivasional untuk meningkatkan motivasi dan membantu penderita menemukan nilai dan tujuan hidup.

3. Memberikan pelatihan keterampilan untuk membantu dalam pengaturan barang-barang di rumah.

4. Jika terdapat gangguan mental lain, konsultasikan dengan dokter untuk penanganan yang sesuai.

Baca berita lainnya di Infotangerang dan Tangselife

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Infotangerang
sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Infotangerang
Follow