INFOTANGERANG.IDPada Rabu, 22 Mei 2024 lalu, Penjabat (PJ) Bupati Tangerang Andi Ony menerima sertifikat rambutan parakan dari Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) RI.

Rambutan parakan resmi menjadi buah khas Kabupaten Tangerang setelah menerima sertifikasi Indikasi Geografi sebagai hak patennya.

Wilayah Kabupaten Tangerang mendapatkan sertifikat Indikasi Geografi ini karena rambutan parakan banyak dibudidayakan di 6 kecematan di Kabupaten Tangerang, yakni Cisauk, Legok, Pagedangan, Kelapa Dua, Panongan, dan Curug.

Staf Ahli Menteri Hukum dan HAM Lucky Agung Binarto mengatakan bahwa Kabupaten Tangerang menjadi wilayah pertama yang menerima sertifikasi Indikasi Geografis dan menjadi yang pertama mendapatkan sertifikat Indikasi Geografis untuk varietas rambutan di Indonesia.

Sebagai informasi, Indikasi Geografis merupakan suatu tanda yang menunjukan daerah asal suatu barang atau produk karena faktor lingkungan secara geografis.

Namun sebenarnya apa yang menjadi ciri khas dari rambutan parakan khas Kabupaten Tangerang dengan rambutan lain pada umumnya? Berikut ini penjelasannya.

Rambutan Parakan
PJ Bupati Tangerang Andi Ony menerima Sertifikasi Indikasi Geografis, Rambutan Parakan dari Kemekumham

Mengenal Rambutan Parakan Khasa Kabupaten Tangerang

Rambutan parakan, yang memiliki nama latin Nephelium lappaceum, merupakan tumbuhan endemik khas Tangerang dan hanya tumbuh di wilayah Pagedangan, Legok, serta Cisauk, Kabupaten Tangerang.

Buah rambutan ini dikenal dengan dagingnya yang berwarna putih, teksturnya kenyal, mudah terlepas dari biji (ngelotok), dan memiliki rasa manis.

Selain itu, keunggulan lain dari rambutan parakan adalah telah diakui sebagai varietas unggul oleh Kementerian Pertanian berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian No. 518/Kpts/PD.210/10/2003.

Hal ini berati sudah hampir 12 tahun lamanya, rambutan ini dinobatkan sebagai varietas unggulan oleh Kementerian Pertanian.

Pembibitan rambutan ini diketahui sudah dilakukan sejak 1980-an, dan masyarakat khususnya warga Cisauk dan Pagedangan banyak yang menjadikan pohon rambutan sebagai pelindung rumah mereka.

Pohon rambutan jenis ini dapat tumbuh di dataran rendah hingga ketunggian 500 meter di atas permukaan laut (dpl) dengan curah hujan 1.500-3.000 mm per tahun dengan suhu udara antara 22-35 derajat celcius.

Selain itu, pemeriharaan rambutan jenis ini juga cukup mudah.

Hal ini karena yang terpenting adalah membersihkan kebun dari gulma dan memangkas tunas-tunas liar/tunas air yang muncul.

Serta, membasmi gulma dan membasmi hama yang terkadang bermuculan dengan melakukan penyemprotan menggunakan insektisida.

Namun, belakangan eksistensi rambutan parakan mulai menurun meskipun baru saja menerima sertifikasi Indikasi Geografi dari Kemenkumham.

Setidaknya hingga tahun 1990-1n, pepohona rambutan parakan yang besar, rindang, berhiaskan buah-buah berwarna merah tua masih tegak memenuhi hampir ratusan hektar lahan di beberapa kawasan penghasil rambutan parakan.

Sayangnya sekarang telah banyak pengembang-pengembang perumahan elit yang menyebabkan semakin sedikitnya lahan yang dimiliki warga setempat untuk mengembangkan penanaman pohon rambutan parakan.

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Infotangerang
sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Infotangerang
Follow
Iis Suryani
Editor
Iis Suryani
Reporter