INFOTANGERANG.ID- Film Avatar Fire and Ash resmi tayang di bioskop Indonesia sejak Rabu, 17 Desember 2025, dan langsung mencatatkan pencapaian luar biasa.
Film ketiga dalam semesta Avatar ini berhasil mengumpulkan 468.052 penonton hanya dalam satu hari, menjadikannya film dengan jumlah penonton harian tertinggi di Indonesia sepanjang 2025.
Data tersebut dirilis oleh platform pemantau industri film Cinepoint, yang mencatat Film Avatar Fire and Ash sebagai pemuncak klasemen penonton bioskop nasional pada hari perdananya.
Capaian ini sekaligus menegaskan kuatnya daya tarik karya terbaru James Cameron di pasar Indonesia.
Film Avatar Fire and Ash Ungguli Semua Film yang Sedang Tayang
Pada hari yang sama, posisi kedua penonton harian ditempati film Agak Laen: Menyala Pantiku! dengan 133.335 penonton.
Film produksi Imajinari itu sendiri telah mencatatkan lebih dari 8 juta penonton kumulatif sejak rilis perdana pada 27 November 2025.
Namun demikian, jumlah penonton Film Avatar Fire and Ash unggul jauh dan bahkan melampaui rekor film anime Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba – Infinity Castle, yang sebelumnya memegang rekor pembukaan terbesar 2025 dengan 461.019 penonton pada hari pertama penayangannya.
Dengan hampir setengah juta penonton dalam 24 jam, Film Avatar Fire and Ash kini menempati posisi teratas sebagai film dengan opening terbesar di bioskop Indonesia tahun 2025.
Selain itu, film ini juga membuka peluang besar untuk mencetak total penonton fantastis dalam pekan-pekan berikutnya.
Dengan pencapaian penonton hari pertama yang impresif serta cerita yang menawarkan sudut pandang baru tentang dunia Pandora, Avatar Fire and Ash diprediksi akan terus menarik minat penonton bioskop Indonesia dalam waktu dekat.
Jika tren ini berlanjut, bukan tidak mungkin Avatar 3 akan menjadi film terlaris di Indonesia sepanjang 2025.
Sinopsis Film Avatar Fire and Ash
Diproduksi dan ditulis langsung oleh James Cameron, Avatar: Fire and Ash menghadirkan pendekatan cerita yang berbeda dari dua film sebelumnya.
Kali ini, penonton diajak menyelami sisi gelap planet Pandora, dengan latar wilayah vulkanik yang dipenuhi api dan abu.
Kisah berlanjut setelah peristiwa film sebelumnya, ketika Jake Sully dan Neytiri kembali menghadapi ancaman serius.
Bukan hanya dari manusia yang tergabung dalam Resources Development Administration (RDA), tetapi juga dari konflik internal di antara bangsa Na’vi sendiri.
Ancaman baru datang dari klan Na’vi bernama People of Ash atau Suku Abu, kelompok pengembara yang hidup di kawasan gunung berapi Pandora.
Lingkungan ekstrem membentuk karakter mereka menjadi lebih keras, agresif, dan penuh konflik dibandingkan klan Na’vi lainnya.
Dipimpin oleh Varang, sosok pemimpin yang dikenal tanpa kompromi, Suku Api digambarkan sebagai kekuatan baru yang berpotensi menghancurkan keseimbangan Pandora.
Konflik semakin kompleks ketika klan ini disebut menjalin aliansi dengan Miles Quaritch, antagonis utama sejak dua film sebelumnya.
Tujuan mereka satu: menghancurkan keluarga Sully.
Berbeda dari film Avatar sebelumnya, konflik utama dalam Fire and Ash tidak lagi sepenuhnya berpusat pada pertentangan manusia versus Na’vi.
James Cameron menghadirkan narasi yang lebih abu-abu, ketika batas antara benar dan salah semakin kabur di tengah ancaman yang terus membesar.
Perjalanan Jake Sully dan keluarganya melintasi wilayah Pandora yang diliputi api dan abu menjadi simbol perjuangan mempertahankan eksistensi bangsa Na’vi di tengah perpecahan internal.
Selain Suku Api, film ini juga memperkenalkan klan baru bernama Wind Traders, kelompok Na’vi penguasa langit yang hidup berpindah-pindah menggunakan kapal layar menyerupai ubur-ubur raksasa.
Kehadiran mereka memperkaya keragaman budaya Pandora dan membuka lapisan cerita baru yang belum pernah dieksplorasi sebelumnya.
Melalui berbagai klan tersebut, James Cameron ingin menampilkan dinamika sosial dan konflik internal Pandora yang jauh lebih kompleks dan emosional.

