INFOTANGERANG.ID- Di tengah upaya efisiensi anggaran negara, pemerintah memastikan proyek Tol Bogor-Serpong via Parung sebagai proyek strategis nasional tetap berjalan.

Salah satunya adalah , yang akan menjadi bagian penting dari jaringan Jakarta Outer Ring Road atau JORR III.

Proyek jalan tol Bogor-Serpong via Parung sepanjang 31,11 kilometer ini dipastikan tetap dilanjutkan tahun ini oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Total Investasi Proyek Tol Bogor-Serpong via Parung Capai Rp 8,95 Triliun

Nilai konstruksi ditaksir mencapai Rp 5,27 triliun, dengan total investasi sebesar Rp 8,95 triliun.

“Jalan tol baru tetap berjalan meskipun ada efisiensi anggaran. Saat ini masih dalam proses awal,” ujar Roy Rizali Anwar, Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR, dalam rapat bersama DPR.

Tol ini diharapkan mempercepat konektivitas antara Bogor, Tangerang Selatan, dan Jakarta, sekaligus membuka akses alternatif menuju kawasan wisata Puncak.

Proyek ini juga dinilai strategis untuk mengurangi beban lalu lintas di jalur-jalur utama yang sudah padat.

Dibangun Tanpa Dana APBN

Menariknya, proyek Tol Bogor-Serpong via Parung ini tidak menggunakan dana APBN langsung.

Pembangunan dilakukan lewat skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dengan penjaminan dari PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII).

Model pembiayaannya berbasis user charge, artinya investasi akan dikembalikan melalui tarif tol dari pengguna jalan.

“Sebagian besar proyek infrastruktur sekarang memang diarahkan lewat KPBU. Ini jadi strategi pemerintah agar pembangunan tidak terganggu keterbatasan anggaran,” jelas Rachman Arief Dienaputra, Dirjen Pembiayaan Infrastruktur PUPR.

Konsorsium Besar di Balik Proyek

Proyek ini dijalankan oleh konsorsium gabungan dari empat perusahaan besar: PT Persada Utama Infra, PT Jasa Marga (Persero) Tbk, PT Adhi Karya (Persero) Tbk, dan PT Hutama Karya Infrastruktur.

Mereka mendirikan perusahaan patungan bernama PT Bogor Serpong Infra Selaras (BSIS) pada 11 September 2024.

Dalam laporan resmi yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Jasa Marga disebut menyuntikkan investasi sebesar Rp 4,39 miliar, atau sekitar 26% dari total modal BSIS.

“Pembentukan BSIS merupakan langkah strategis untuk memperluas peran Jasa Marga dalam pembangunan dan pengelolaan jaringan tol nasional,” ungkap Nixon Sitorus, Corporate Secretary Jasa Marga.

Meski proyek sudah memiliki pemenang lelang dan badan usaha pelaksana, proses pembebasan lahan belum dimulai. Hal ini karena proyek masih dalam tahap penetapan lokasi dan penyusunan dokumen AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).

“Sudah ada pemenang lelang, tinggal konsorsium BUJT-nya difinalisasi. Setelah itu baru masuk tahap pembebasan lahan,” jelas Wilan Oktavian, Direktur Jalan Bebas Hambatan Ditjen Bina Marga.

Target pemerintah, pembebasan lahan akan dimulai pada tahun 2026, setelah seluruh proses perizinan selesai. Ini artinya, pembangunan fisik kemungkinan bisa dimulai setelah itu.

Meski fiskal negara tengah ketat, proyek Tol Bogor-Serpong via Parung menunjukkan bahwa pembangunan strategis tetap bisa berjalan dengan inovasi pembiayaan.

Skema KPBU jadi kunci agar proyek besar tetap berlanjut tanpa mengandalkan dana APBN, sekaligus melibatkan swasta untuk mempercepat realisasi infrastruktur.

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Infotangerang
sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Infotangerang
Follow
Nadia Lisa Rahman
Editor
Nadia Lisa Rahman
Reporter