INFOTANGERANG.ID- Sulistia, seorang remaja 18 tahun asal Tangerang, membagikan pengalaman hidup yang tidak pernah ia bayangkan akan dijalani sejak usia begitu muda.

Pada umur 14 tahun, ia dinyatakan mengidap gagal ginjal stadium 5, kondisi yang mengharuskannya bergantung pada perawatan intensif hingga kini.

Sebelum mendapatkan diagnosis gagal ginjal tersebut, Sulistia sempat bolak-balik memeriksakan dirinya ke beberapa klinik karena merasa tubuhnya tidak nyaman.

Setiap kali berobat, ia hanya mendapat penjelasan bahwa keluhannya disebabkan oleh asam lambung.

Kondisinya sempat dicurigai sebagai flek paru, dan ia diminta kembali untuk pemeriksaan lanjutan.

Namun sebelum jadwal kontrol tiba, tubuhnya melemah drastis hingga membuatnya tak sadarkan diri.

Ia kemudian dibawa ke IGD sebuah rumah sakit di Tangerang.

Di sanalah dokter akhirnya menemukan penyebab utama keluhannya, gagal ginjal stadium 5.

Karena usianya saat itu masih sangat muda, rumah sakit tersebut tidak dapat menangani kondisinya dan merujuknya ke rumah sakit lain.

Kebiasaan yang Jadi Penyebab Gagal Ginjal Sulistia

Saat ditanya apa yang mungkin memicu kondisi tersebut, Sulistia mengaku memiliki kebiasaan yang jarang ia sadari risikonya.

Ia sering minum minuman berwarna dan manis, jarang minum air putih, serta gemar menyantap makanan siap saji.

Ia juga memiliki riwayat keluarga dengan tekanan darah tinggi.

“Hipertensi juga turunan dari Mama,” ujarnya.

Dokter yang menanganinya menyebut bahwa kebiasaan minum minuman berwarna dan konsumsi makanan instan bisa memperberat kerja ginjal.

“Sebenarnya boleh saja makan atau minum seperti itu, tapi air putih harus 2 liter per hari,” jelasnya mengutip saran dokter.

Kebiasaan yang dilakukan Sulistia, ada beberapa kebiasaan yang dapat memicu gagal ginjal.

Melansir dari berbagai literatur kesehatan, beberapa kebiasaan lainnya seperti kurang tidur, menahan pipis terlalu lama, hingga kurangnya serat karena jarang mengonsumsi buah dan sayur juga dapat memicu gagal ginjal pada anak-anak seusia Sulistia atau di bawahnya.

Selain itu, beberapa kondisi lainnya juga dapat memicu gagal ginjal akut, yakni:

1. Gangguan aliran darah ke ginjal akibat infeksi, dehidrasi berat, atau perdarahan.

2. Penyumbatan saluran kemih karena batu ginjal, gumpalan darah, atau kanker pada saluran kemih.

3. Efek samping obat tertentu yang bersifat toksik pada ginjal.

4. Sindrom hemolitik uremik, yaitu penyumbatan pembuluh darah kecil di ginjal.

5. Glomerulonefritis atau peradangan pada penyaring ginjal.

6. Penyakit yang menghambat aliran darah atau oksigen ke ginjal, seperti gangguan jantung.

7. Infeksi SARS-CoV-2, yang sempat dicurigai berkaitan dengan kasus gagal ginjal akut misterius pada anak.

Gejala Gagal Ginjal Akut pada Anak

Mendeteksi gejala sejak awal dapat membantu mempercepat penanganan. Tanda-tandanya meliputi:

  • Frekuensi buang air kecil berkurang, urine sedikit
  • Pembengkakan pada tungkai, pergelangan, atau kaki
  • Demam
  • Nyeri perut
  • Sesak napas
  • Terlihat pucat, lemah, atau mudah lelah
  • Gangguan irama jantung
  • Nyeri dada
  • Kejang atau koma pada kasus berat

Pada kasus gagal ginjal akut misterius, beberapa gejala tambahan juga muncul:

  • Tidak buang air kecil 6–8 jam di siang hari
  • Warna urine sangat pekat kecokelatan
  • Diare
  • Batuk dan pilek
  • Muntah
Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Infotangerang
sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Infotangerang
Follow
Iis Suryani
Editor
Iis Suryani
Reporter