INFOTANGERANG.ID- Brand fashion lokal Saroengan tampil memukau dalam panggung Jakarta Fashion & Food Festival atau JF3 2025 di Summarecon Mall Serpong Sabtu, 2 Agustus 2025 pukul 16.30 WIB.
Tak sekadar fashion show biasa, presentasi ini Membawa koleksi bertajuk “Bayang” yang sarat makna dan estetika budaya.
Koleksi bayang yang ditampilkan Saroengan di JF3 2025 berarti bayangan adalah interpretasi artistik dari kelahiran kembali, bukan hanya secara fisik, tetapi juga kebangkitan makna, memori, dan warisan budaya.
Dalam koleksi ini, sarung tidak lagi tampil sebagai warisan kuno yang pasif, melainkan sebagai simbol hidup identitas, ketahanan, dan kebanggaan.
Saroengan Hadir Sebagai Warisan Kuno di JF3 2025
Lewat pendekatan desain kontemporer, Saroengan mengangkat kembali fungsi dan filosofi sarung sebagai pakaian sehari-hari yang dulu lekat dengan kehidupan masyarakat.
Kini, sarung dihadirkan sebagai bentuk ekspresi baru, warisan modern yang kuat, dengan daya tarik visual yang memikat generasi masa kini.
“Tradisi tak lagi hilang dalam bayang-bayang. Tetapi dipilih, diabadikan, dan dihidupkan kembali,” ungkap perwakilan Saroengan.
Dengan filosofi yang dipegang teguh, “Saroengmu berkisah, pesonamu takkan pudar oleh waktu,” brand ini menunjukkan bahwa mode bisa menjadi media pelestarian budaya yang hidup dan berkembang.
Sejak pertama kali digelar pada tahun 2004, Jakarta Fashion & Food Festival (JF3) telah menjadi salah satu ajang fashion dan budaya terbesar di Indonesia.
Digagas oleh Summarecon dan didukung oleh pemerintah serta pelaku industri kreatif, JF3 secara konsisten memfasilitasi ratusan UMKM, pengrajin, serta desainer lokal, baik yang muda maupun berpengalaman.
JF3 tak hanya menghadirkan fashion show, tetapi juga menjadi ruang temu bagi kreativitas dan pelestarian budaya. Dengan berbagai program inovatif, kolaborasi internasional, dan dukungan terhadap talenta muda, JF3 mendorong industri mode Indonesia untuk melangkah ke panggung global tanpa melupakan akar budaya.
Kehadiran Saroengan di JF3 2025 bukan hanya tentang tren, melainkan tentang kesadaran budaya dan identitas kolektif. Koleksi “Bayang” adalah ajakan untuk kembali mengenali nilai-nilai dalam pakaian tradisional, yang tak hanya membungkus tubuh, tapi juga menyimpan cerita, sejarah, dan keberanian untuk tampil berbeda.
Karya-karya Saroengan membuktikan bahwa dalam dunia fashion modern, sarung bukanlah peninggalan masa lalu melainkan simbol masa depan yang menghargai akar dan tradisi.
