INFOTANGERANG.ID- Teror terhadap media Tempo yang dilakukan dengan mengirim kepala babi dan bangkai tikus, dikecam oleh Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer, yang dikenal sebagai Noel.
Ia menegaskan bahwa tindakan teror semacam ini tidak boleh dibiarkan dan harus diperangi, sehingga aparat penegak hukum perlu mengungkap siapa pelaku serta dalang di baliknya.
Noel juga berharap agar Polri dapat mengungkap kasus teror terhadap Tempo tersebut, mengingat kecanggihan teknologi yang dimiliki seharusnya memungkinkan hal itu dilakukan.
Dalam keterangannya, Noel mengutip adagium yang menyatakan bahwa tidak ada kejahatan yang sempurna.
Ia menekankan bahwa dengan adanya rekaman CCTV, teknologi pengenalan wajah yang dimiliki Polri seharusnya dapat mengidentifikasi pelaku teror tersebut.
Menurut Noel, aksi teror terhadap Tempo dengan mengirim kepala babi dan bangkai tikus merupakan ancaman terhadap demokrasi.
Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa pelaku harus diproses sesuai hukum.
Ia juga menilai bahwa insiden ini mencoreng demokrasi Indonesia.
Demi menjaga penghormatan terhadap demokrasi dan sesuai dengan Pasal 28 Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, Noel menegaskan bahwa pelaku harus segera ditemukan dan ditindak secara hukum.
Ia juga menggarisbawahi bahwa pers nasional telah berperan besar dalam membangun demokrasi di Indonesia.
Noel menganggap sangat tidak pantas jika lembaga pers yang telah berjuang panjang masih menjadi sasaran teror.
Ia menyoroti bahwa dalam setiap fase perjuangan demokrasi nasional, pers sebagai Pilar Demokrasi Keempat selalu memainkan peran penting sebagai katalisator.
Oleh sebab itu, ia mengecam keras tindakan teror terhadap Majalah Tempo sebagai perbuatan yang tidak beradab.
Selain itu, Noel menegaskan bahwa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto selalu bersikap terbuka terhadap kritik.
Aksi Teror Kepala Babi dan Bangkai Tikus Terhadap Media Tempo
Dalam kurun waktu satu pekan, kantor Tempo mengalami dua aksi teror.
Setelah menerima paket berisi kepala babi pada Kamis, 20 Maret 2025, Tempo kembali mendapatkan teror berupa kiriman enam bangkai tikus dengan kepala yang terpotong pada Sabtu, 22 Maret 2025.
Bangkai-bangkai tikus tersebut diletakkan dalam sebuah wadah yang dibungkus dengan kertas kado bermotif bunga mawar merah.
Wadah itu ditemukan di area parkir Tempo setelah seseorang melemparkannya dari luar pada Sabtu dini hari.
Saat dilempar, kotak berisi bangkai tikus tersebut tidak sengaja mengenai sebuah mobil yang sedang terparkir, menyebabkan goresan pada kendaraan tersebut.
Awalnya, petugas kebersihan yang menemukan paket tersebut mengira isinya adalah mi instan yang dikirimkan untuk Tempo.
Namun, setelah dibuka, ternyata di dalamnya terdapat enam bangkai tikus dengan kepala yang terpisah dan ditumpuk di atas tubuhnya.
Paket tersebut juga tidak mencantumkan nama penerima, karena tidak ada tulisan apa pun pada kardusnya.
Sebelum insiden teror berupa bangkai tikus tanpa kepala, Tempo lebih dulu menerima kiriman kepala babi tanpa telinga pada Kamis sebelumnya.
Paket tersebut dikirim melalui jasa pengiriman dalam sebuah kardus dan ditujukan secara khusus kepada wartawan Tempo, Francisca Christy atau Cica.
Hal ini terlihat dari label pada paket yang hanya mencantumkan nama Cica sebagai penerima, yang kemudian ia terima sendiri di kantor Tempo.
Setelah menerima paket tersebut, Cica bersama rekan-rekan wartawan lainnya segera membawanya ke area terbuka.
Ketika dibuka, mereka menemukan bahwa isinya adalah potongan kepala babi dengan bagian telinga yang telah dipotong.
Wakil Pemimpin Redaksi Tempo, Bagja Hidayat, mengungkapkan bahwa tidak ditemukan surat ancaman di dalam paket tersebut. “Tidak ada kalimat ancaman. Hanya ada nama Cica yang tertulis,” ujarnya.
Sementara itu, Pemimpin Redaksi Tempo, Setri Yasra, menegaskan bahwa serangkaian pengiriman paket misterius ini semakin memperjelas bahwa Tempo sedang menjadi sasaran teror.
Meskipun demikian, ia menegaskan bahwa pihaknya tidak akan gentar menghadapi ancaman tersebut.
Menurutnya, aksi ini adalah bentuk serangan terhadap kebebasan pers.
“Pengirim sengaja menargetkan jurnalis untuk meneror. Jika tujuannya adalah menakut-nakuti, kami tidak akan mundur. Namun, hentikan tindakan pengecut ini,” tegas Setri.
