INFOTANGERANG.ID- Seorang diplomat muda Indonesia bernama Zetro Leonardo Purba, yang bertugas di Kedutaan Besar RI di Lima, tewas ditembak oleh orang tak dikenal saat sedang bersama istrinya Senin malam 1 September 2025 waktu setempat.
Peristiwa tragis ini tak hanya mengejutkan masyarakat Indonesia, tapi juga mengguncang komunitas diplomatik di Peru.
Menurut laporan awal media lokal, penembakan Zetro Leonardo Purba terjadi di Avenida César Vallejo, blok 3, Distrik Lince, tepat di depan gedung yang ia tinggali.
Pelaku melepaskan tiga tembakan yang mengenai tubuh korban. Meskipun sempat dilarikan ke Klinik Javier Prado, nyawa Zetro tak tertolong.
Kepolisian Nasional Peru menyebut bahwa ini adalah kasus pembunuhan bergaya eksekusi pertama di distrik tersebut pada tahun ini. Motifnya masih misterius, namun muncul dugaan kuat adanya unsur balas dendam atau keterlibatan jaringan asing.
“Kami menduga pelaku merupakan warga negara asing berdasarkan ciri fisik dan rekaman CCTV,” ujar Mayor Daniel Guivar dari Kepolisian Peru.
Tewasnya Zetro Leonardo Purba, Pemerintah Peru: Aktifkan Cerco Usut Tuntas!
Menteri Luar Negeri Peru, Elmer Schialer, langsung memberikan respons resmi. Ia telah berbicara langsung dengan Menlu RI Sugiono dan menjamin bahwa investigasi akan dilakukan secara menyeluruh, cepat, dan transparan.
“Kami menyampaikan belasungkawa kepada keluarga, pemerintah, dan rakyat Indonesia. Ini adalah tindakan keji yang tidak akan dibiarkan tanpa keadilan,” tegas Schialer, dikutip dari media Peru21.
Schialer juga mengonfirmasi bahwa Direktur Protokol Negara, jaksa, dan tim investigasi kriminal langsung menuju lokasi kejadian dan klinik tempat korban dirawat. Presiden Peru, Dina Boluarte, disebut telah diberi laporan langsung mengenai tragedi ini.
Jaksa Pedro Nicho Suyon dari Kejaksaan Pidana Korporatif San Isidro-Lince ditunjuk memimpin investigasi dan memerintahkan Pengangkatan jenazah dari klinik untuk autopsi, Olah TKP mendalam, Pemeriksaan saksi, termasuk istri korban dan Pelibatan Divisi Pembunuhan dan DEPINCRI Jesús María
Aparat Peru juga menerapkan strategi “Cerco” yajni, metode pengepungan yang biasa digunakan untuk memburu pelaku kejahatan besar, termasuk dalam operasi kontra-terorisme.
“Kami segera mengaktifkan rencana Cerco (pengepungan) dan memulai investigasi untuk mengidentifikasi dan menangkap para pelaku,” tulis pihak kepolisian dalam pernyataan resminya di akun X, Selasa 2 September 2025.
Istilah Cerco sendiri merujuk pada strategi pengepungan yang digunakan aparat Peru untuk mengisolasi dan menangkap pelaku tindak kriminal, bahkan pernah diterapkan dalam operasi anti-terorisme. Hingga kini, aparat masih memburu penyerang yang diduga kuat bertindak seorang diri.
Diplomat Muda Penuh Dedikasi
Zetro Purba (40) adalah seorang diplomat muda yang baru lima bulan bertugas di KBRI Lima. Sebelumnya, ia pernah bertugas di KJRI Melbourne, Australia. Ia dikenal sebagai sosok pekerja keras dan penuh dedikasi.
Kabar kepergiannya membawa duka mendalam di tanah air. Menteri Luar Negeri RI Sugiono menyampaikan belasungkawa dan menegaskan bahwa pemerintah akan mendampingi keluarga korban sepenuhnya.
“Kami sangat berduka. Zetro adalah pegawai berdedikasi tinggi yang telah mengharumkan nama bangsa,” ujar Sugiono.
Sebagai langkah antisipatif, pemerintah Peru menawarkan peningkatan keamanan bagi seluruh staf diplomatik Indonesia di Lima. Langkah ini diambil untuk menjaga keselamatan sekaligus menunjukkan komitmen terhadap hubungan bilateral.
Pihak Kepolisian Nasional Peru juga menyatakan komitmennya untuk segera mengungkap identitas pelaku dan menyeretnya ke proses hukum.
Insiden ini menjadi ujian serius dalam hubungan bilateral RI–Peru. Bagi publik Indonesia, kasus ini membuka pertanyaan besar: Apakah ini insiden kriminal biasa atau ada motif lebih dalam?
“Nyawa diplomat adalah kehormatan negara. Kehilangan satu berarti kehilangan martabat bangsa.”
