Infotangerang.id- Ada beberapa kerugian Open Marriage, yakni istilah yang tengah viral di media sosial usai ramainya skandal perselingkuhan yang berseliweran di media sosial.

Apa arti open marriage?

Apakah ada hubungannya dengan perselingkuhan, atau hanya sebatas soal masalah rumah tangga.

Secara harfiah, open marriage diartikan sebagai hubungan terbuka dalam pernikahan.

Dalam konteks penggunaannya, istilah open marriage dilakukan pasangan kekasih yang telah berkomitmen dan persetujuan di antara pihak-pihak bersangkutan.

Menurut laman Oprah Daily, open marriage hanya melibatkan pihak eksternal dalam aktivitas seksual saja.

Sedangkan perasaan emosional dengan pihak lain tidak terlibat dalam hubungan ini.

Open Marriage Berbeda Dengan Berselingkuh

Karena dalam open marriage kedua belah pihak menyetujui ada pihak eksternal di antara hubungan pernikahan mereka.

Sehingga, alasan ini lebih dipilih oleh pasangan daripada berselingkuh.

Karena hubungan pernikahan utama masih menjadi prioritas dalam hubungan open marriage, hubungan seksual dalam open marriage hanya berlangsung sekali atau beberapa kali tanpa melibatkan perasaan emosional dan romantis dengan pihak eksternal.

Sebelum memulai hubungan open marriage ada baiknya untuk mengutarakan terlebih dahulu alasan mengapa menginginkan hubungan tersebut.

Ini agar tidak ada kesalahpahaman antara suami dan istri.

Aturan Open Marriage

Dalam open marriage, ada aturan dan batasan biasanya ditetapkan bersama untuk memastikan transparansi dan menjaga keharmonisan dalam hubungan.

Konsep open marriage bukanlah hal yang baru, meskipun istilah ini mungkin lebih sering didengar dalam beberapa dekade terakhir.

Bentuk-bentuk hubungan serupa telah ada sepanjang sejarah dan dalam berbagai budaya.

Open marriage mendapatkan perhatian luas pada 1970-an dengan buku Open Marriage oleh George dan Nina O’Neill.

Screenshot 2024 08 24 172955

Meskipun Open Marriage dapat menawarkan banyak keuntungan, hubungan ini juga menimbulkan berbagai kerugian.

Mari kita simak kerugian Open Marriage sebagai berikut:

1. Cemburu dan Ketidakamanan

Meskipun ada persetujuan awal, perasaan cemburu bisa muncul ketika salah satu pasangan merasa tidak nyaman dengan hubungan eksternal yang dimiliki pasangan lainnya.

2. Kompleksitas Emosional

Hubungan dengan lebih dari satu orang sering kali memerlukan manajemen emosi yang kompleks. Pasangan mungkin merasa terbebani dengan konflik atau tekanan emosional.

3. Kerusakan Komunikasi

Meskipun komunikasi adalah dasar dari open marriage, komunikasi yang tidak memadai atau tidak jujur dapat menyebabkan kebingungan dan perselisihan dalam hubungan.

4. Kesehatan

Hubungan seksual dengan banyak pasangan meningkatkan risiko penularan infeksi menular seksual (IMS), meskipun tindakan pencegahan diambil.

5. Stigma Sosial

Open marriage sering kali dihadapkan pada stigma sosial. Orang lain mungkin tidak memahami atau menerima konsep ini, yang dapat menciptakan tekanan sosial.

6. Ketidakstabilan Hubungan

Jika tidak dikelola dengan baik, open marriage dapat menyebabkan ketidakstabilan atau bahkan kehancuran hubungan inti, terutama jika harapan atau perasaan berubah.

7. Perasaan Tidak Setara

Salah satu pasangan mungkin merasa bahwa mereka memberikan lebih banyak kebebasan daripada yang mereka terima, yang bisa menimbulkan ketidakseimbangan dalam hubungan.

Setiap pasangan yang mempertimbangkan open marriage harus siap dengan tantangan ini dan berkomitmen pada komunikasi yang terbuka dan jujur.

Hanya saja, praktik open marriage memang tidak umum terjadi di Indonesia, karena bertentangan dengan norma budaya, terlebih kaidah agama.

Baca berita lainnya di Infotangerang dan Tangselife

 

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Infotangerang
sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Infotangerang
Follow
Nadia Lisa Rahman
Editor