Infotangerang.id- Sebanyak 800 balita di Tangsel alami stunting hingga tahun 2024 ini. Angka tersebut sudah teridentifikasi dan rata-rata terjadi di bawah umur 5 tahun.
Stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi dalam jangka panjang. Stunting bisa disebabkan oleh malnutrisi yang dialami ibu saat hamil, atau anak pada masa pertumbuhannya.
Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie mengatakan, berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) pada akhir tahun 2023 lalu, angka balita stunting di Tangsel mencapai 9.2 persen
“Sudah terindentifikasi dari kita ada 800 lebih balita di Tangsel berusia dibawah 5 tahun stunting,” kata Benyamin.dalam acara Rembuk Stunting yang diselenggarakan di Kecamatan Serpong, Rabu, 3 Juli 2024.
Angka itu mengalami peningkatan sebesar 0.2 persen jika dibandingkan pada tahun 2022 yang hanya mencapai 9 persen.
Pemkot Tangsel akan Berikan Makanan Tambahan di Tiap Posyandu
Benyamin menyebut, untuk tahun 2024 ini pihaknya bertekad untuk kembali menekan angka stunting di Kota Tangsel.
“Yang kita perbaiki adalah data yang pertama, karena agar by name by address, intervensi bagi anak-anak itu tidak pernah orang per orang, tapi dalam satu kelompok tertentu, titik kumpul di posyandu dan PKK, diberikan edukasi soal kesehatan,” terangnya.
Selain itu, Pemkot Tangsel juga akan melakukan Pemberitan Makanan Tambahan (PMT) bagi para balita yang mengalami gangguan tumbuh kembang.
“Karena tinggi badan harus diintervensi dari makanan bergizi, ini yang kita lakukan, kita berikan pemberian makanan tambahan atau PMT di setiap posyandu di Tangsel seperti ada telur, kacang hijau, dan lain-lain yang memang berguna mendorong, perkembangan anak balita kita,” pungkasnya.
Baca berita lainnya di Infotangerang dan Tangselife
Follow WhatsApp Channel Infotangerang
