Infotangerang.id– Imane Khelif menjadi viral di media sosial setelah berhasil mengalahkan lawannya dalam pertandingan penyisihan tinju wanita di Olimpiade Paris pada 1 Agustus 2024.
Kontroversi muncul karena dia dituduh memiliki jenis kelamin biologis pria.
Hal ini terjadi ketika Imane Khelif mengalahkan petinju wanita Angela Carini dalam waktu 46 detik.
Bahkan ia menyebabkan Carini mundur dari pertandingan.
Kekalahan Angela Carini menjadi heboh karena dia kalah dari atlet yang secara biologis terlahir sebagai pria.
Ketika pukulan tangan kanan yang keras mengenai wajah Carini di ronde pertama, dia segera memberi isyarat untuk berhenti dan menyerah.
Carini mengaku bahwa dia belum pernah menerima pukulan sekeras itu sepanjang hidupnya.
Lalu sebenarnya siapakah Imane Khelif tersebut? Benarkah ia seorang transgender?
Profil Imane Khelif Perinju Asal Aljazair
Lahir pada 2 Mei 1999, Imane Khelif adalah petinju asal Aljazair yang telah aktif sejak 2018.
Ia dibesarkan di Tiaret, sebuah desa pedesaan di barat laut Aljazair, dan awalnya bermain sepak bola sebelum beralih ke tinju.
Di masa mudanya, ia harus pergi ke desa tetangga untuk latihan dan menjual barang bekas untuk membayar ongkos bus.
Ayahnya sendiri tidak setuju dengan keputusan Khelif untuk berkarier di tinju, namun Khelif tetap pada tekatnya untuk berkarir dibidang olahraga tinju.
Khelif memulai debutnya di Kejuaraan Tinju Wanita Dunia AIBA 2018 di New Delhi, di mana ia meraih peringkat ke-17 setelah tersingkir di babak pertama.
Kemudian, Imane Khelif mewakili Aljazair di Kejuaraan Tinju Dunia Wanita AIBA 2019 yang berlangsung di Rusia, di mana ia menempati peringkat ke-33 setelah kalah di ronde pertama dari Natalia Shadrina.
Khelif juga mewakili Aljazair dalam kategori kelas ringan pada Olimpiade Musim Panas 2020 di Tokyo, di mana ia dikalahkan oleh Kellie Harrington dari Irlandia di perempat final.
Imane Khelif kemudian berkompetisi di Kejuaraan Tinju Dunia Wanita IBA 2022, di mana ia menjadi petinju wanita Aljazair pertama yang mencapai final setelah mengalahkan Chelsey Heijnen dari Belanda.
Namun, ia kalah di final dari Amy Broadhurst dari Irlandia.
Pada Maret 2023, Khelif didiskualifikasi menjelang pertarungan medali emasnya di Kejuaraan Tinju Dunia Wanita IBA 2023 karena gagal memenuhi kriteria kelayakan.
Komite Olimpiade Aljazair menyatakan bahwa diskualifikasi tersebut disebabkan oleh alasan medis, dan laporan kemudian mengungkapkan bahwa hal itu terkait dengan kadar testosteron yang tinggi.
Presiden Asosiasi Tinju Internasional, Umar Kremlev, menjelaskan bahwa tes DNA terhadap Khelif dan atlet lainnya membuktikan bahwa dia memiliki kromosom XY dan dengan demikian dikeluarkan dari kompetisi.
Imane Khelif bukan Transgender
Khelif bukanlah seorang transgender, melainkan memiliki kelainan perkembangan seks (DSD), yang membuat beberapa wanita memiliki kromosom XY dan kadar testosteron darah yang biasanya dimiliki pria.
Di Aljazair, di mana Khelif berasal, identitas transgender dilarang, perubahan jenis kelamin dalam dokumen identitas tidak diizinkan, dan perawatan medis atau hormonal untuk transisi ke jenis kelamin lain juga tidak diperbolehkan.
Jadi terlihat sangat musthail jika Khelif melakukan transgender.
Pada saat dirinya didiskualifikasi dari IBA, Khelif sempat mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga tetapi kemudian menarik bandingnya, menjadikan keputusan IBA mengikat secara hukum.
Pada tahun 2024, IBA menyatakan bahwa Khelif dan atlet lainnya “tidak menjalani pemeriksaan testosteron, tetapi tes terpisah dan diakui telah dilakukan, dengan rincian spesifiknya tetap dirahasiakan.”
Komite Olimpiade Internasional (IOC), yang menggunakan aturan berbeda dari IBA.
Sehingga IOC mengizinkan Khelif untuk berkompetisi di Olimpiade Paris 2024, dengan memastikan bahwa ia memenuhi semua persyaratan dan peraturan medis yang diperlukan, meskipun rincian spesifik aturan tersebut tidak diungkapkan.
IOC mencatat bahwa Khelif terdaftar sebagai perempuan dalam paspornya dan menegaskan bahwa ini bukan masalah transgender.
Akibat situasi ini, Reem Alsalem, pelapor khusus PBB untuk kekerasan terhadap perempuan dan anak, mencuit tentang pertandingan tersebut.
“Angela Carini mengikuti nalurinya dan memprioritaskan keselamatan fisiknya, tetapi dia dan atlet perempuan lainnya seharusnya tidak mengalami kekerasan fisik dan psikologis hanya karena jenis kelamin mereka.”
Tanggapan Imane Khelif yang Dituding Transgender
“Pertama-tama, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Aljazair setelah kemenangan ini. Saya berharap dapat meraih kemenangan kedua untuk memastikan medali, dan kemudian baru memikirkan medali emas,” kata Khelif dalam laporan Reuters.
“Saya beritahu kepada masyarakat Aljazair bahwa saya berusaha keras untuk tampil sebaik mungkin demi membanggakan mereka,” tambahnya.
Khelif menunjukkan dominasi yang jelas dalam pertarungan singkat melawan Carini.
Dalam 30 detik pertama, ia berhasil melancarkan empat pukulan ke arah lawan.
Carini sempat meminta waktu untuk memperbaiki pelindung kepalanya sebelum melanjutkan pertarungan dan akhirnya memutuskan untuk menyerah.
Baca berita lainnya di Infotangerang dan Tangselife