INFOTANGERANG.ID– Es teh manis merupakan salah satu minuman yang menjadi favorit orang Indonesia setiap habis makan atau di saat cuaca panas seperti akhir-akhir ini.
Namun selain menyegarkan, es teh manis yang dikonsumsi terus menerus juga bisa menimbulkan beberapa masalah kesehatan yang berbahaya.
Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa konsumsi es teh manis dengan gula tambahan yang berlebihan dalam makanan dan minuman dapat memicu berbagai penyakit serius.
Lantas apa saja bahaya minum es teh setiap hari? Berikut penjelasannya.
Bahaya Minum Es Teh Setiap Hari
Terdapat resiko dan bahaya bagi kesehatan yang bisa terjadi jika terlalu sering mengonsumsi es teh hampir setiap harinya.
Berikut ini beberapa bahaya mengonsumsi es teh manis setiap hari:
1. Risiko Gagal Ginjal
Bahaya pertama yang bisa disebabkan karena mengonsumsi es teh manis setiap hari adalah risiko gagal finjal.
Melansir dari kompas.com, Dokter Umbar Ghaffar dari University of Arkansas mengungkapkan bahwa terlalu banyak mengonsumsi teh dapat memicu terjaidnya gagal ginjal.
Selain itu, Dokter Umbar juga pernah mendapati pasien yang mengaku sering minum banyak es teh.
Ghaffar kemudian memastikan bahwa ginjal sang pasien tersumbat dan meradang oleh bahan kimia makanan yang disebut oksalat yang terkandung di dalam teh.
2. Risiko Diabetes Tipe 2
Es teh manis juga bisa menyebabkan diabetes tipe 2 karena kandungan gula yang terdapat dalam es teh itu sendiri.
Satu cangkir es teh biasanya mengandung sekitar 33 gram gula.
Jumlah tersebut memang masih di bawah batas konsumsi gula harian yang direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes), yaitu 50 gram per hari, namun jika mengonsumsi lebih dari dua cangkir es teh dalam sehari, tentu hal ini akan meningkatkan asupan gula harian secara signifikan.
3. Meningkatkan Risiko Stroke
Konsumsi es teh manis secara berlebihan dapat meningkatkan asupan gula yang berujung pada peningkatan kadar trigliserida (lemak darah) dalam tubuh.
Jika ini terjadi terus-menerus, maka risiko terkena stroke akan meningkat.
Menurut American Heart Association (AHA), tingginya kadar trigliserida merupakan salah satu faktor risiko penyebab stroke.
AHA menyebutkan bahwa kadar trigliserida antara 150-199 miligram per desiliter (mg/dL) dianggap sebagai ambang batas atas, sementara kadar di atas 200 mg/dL dikategorikan sebagai tinggi.
4. Risiko Penyakit Jantung
Selain meningkatkan risiko stroke, terlalu sering mengonsumsi es teh manis juga bisa meningkatkan risiko penyakit jantung, terutama bagi mereka dengan kondisi tertentu.
Satu gelas es teh berukuran 8 ons (sekitar 236,59 mililiter) mengandung sekitar 47 miligram kafein.
Jika dikonsumsi secara berlebihan, kafein dalam es teh dapat memberikan efek negatif pada sistem kardiovaskular.
5. Kenaikan Berat Badan dan Obesitas
Meskipun teh memiliki banyak manfaat kesehatan, termasuk membantu penurunan berat badan, konsumsi es teh manis justru bisa menyebabkan sebaliknya.
Kandungan gula dalam es teh manis, jika dikonsumsi berlebihan, dapat memicu kenaikan berat badan dan meningkatkan risiko obesitas.
Tinjauan penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition menunjukkan bahwa minuman manis, termasuk es teh, erat kaitannya dengan penambahan berat badan.
6. Menghambat Penyerapan Zat Besi
Mengonsumsi es teh manis setiap hari juga berpotensi menghambat penyerapan zat besi, terutama jika diminum setelah makan.
Hal ini karena teh mengandung senyawa tanin yang dapat berinteraksi dengan zat besi dalam makanan, membuatnya lebih sulit diserap oleh tubuh.
Namun, kandungan tanin dalam teh bervariasi tergantung jenis dan metode penyajiannya.
7. Gangguan Tidur
Kafein dalam teh, jika dikonsumsi berlebihan, bisa mengganggu siklus tidur.
Beberapa penelitian menemukan bahwa mengonsumsi 200 mg kafein atau lebih dalam 6 jam sebelum tidur dapat berdampak negatif pada kualitas tidur.
Namun, ada juga penelitian lain yang tidak menemukan efek signifikan dari konsumsi kafein terhadap tidur.
8. Mual dan Mulas
Selain mengganggu tidur, minum es teh atau teh secara berlebihan juga dapat menyebabkan mual dan mulas.
Kondisi ini bisa memperburuk refluks asam lambung pada beberapa orang.
Penelitian menunjukkan bahwa kafein dapat melemahkan sfingter, otot yang memisahkan kerongkongan dari lambung, sehingga asam lambung lebih mudah naik ke kerongkongan.
Selain itu, kafein juga dapat merangsang peningkatan produksi asam lambung.