Infotangerang.id – Majelis Taklim Qonita (MT Qonita) memperingati milad ke-6 yang dirangkaikan dengan peresmian kerjasama antara Madarif Institute dan Yayasan Qonita Cahaya Insani, pada Sabtu (11 Oktober 2025).
Kegiatan dengan tema “Untold Story Bumi Syam” tersebut digelar di Royal Sweet Delatinos, Ruko Virgin Island NB 8, Rawa Buntu, BSD, Kota Tangerang Selatan.
Acara berlangsung hangat dan penuh semangat kebersamaan, dihadiri oleh berbagai tokoh masyarakat, pengurus majelis taklim, serta jamaah dari berbagai wilayah.
Ketua BKMM-DMI Kota Tangsel, Tini Indrayanthi Benyamin, turut hadir dan menyampaikan apresiasinya terhadap kekompakan para jamaah serta semangat para pengurus Yayasan Qonita Cahaya Insani.
“Alhamdulillah, saya sangat bersyukur bisa hadir pada acara pembukaan yayasan ini. Baru dibuka saja, kegiatan dan kebersamaannya sudah luar biasa,” ujar Tini.
Ia juga menilai langkah Ketua MT Qonita, Lince Admaja, sebagai upaya inspiratif dalam memberdayakan para ibu rumah tangga di lingkungan perumahan.
“Yang luar biasa, Bu Lince berhasil menggerakkan ibu-ibu di kompleks agar aktif mengaji. Padahal di perumahan biasanya agak sulit dibanding di perkampungan, tapi di sini bisa berjalan dengan baik berkat peran para ustadz dan ustadzah,” tambahnya.
Lebih lanjut, Tini menjelaskan peran BKMM-DMI sebagai wadah pembinaan majelis taklim di bawah naungan Dewan Masjid Indonesia (DMI).
Menurutnya, keberadaan majelis taklim tak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga sarana pemberdayaan dan peningkatan keterampilan bagi jamaah.
“Kami berupaya mencerdaskan ibu-ibu agar semangat mengaji, karena masjid bukan hanya tempat ibadah, tapi juga bisa menjadi tempat berniaga dan belajar keterampilan,” jelasnya.
Ia menegaskan, ketahanan sosial dan keagamaan keluarga menjadi fondasi penting dalam pembentukan karakter masyarakat yang kuat.
“Kalau keluarga sudah punya ketahanan iman dan takwa, insyaallah akan berdampak positif bagi lingkungan sekitar,” ujarnya.
Tini juga menyinggung pentingnya menjaga keseimbangan antara modernisasi dan nilai religius, sejalan dengan moto Kota Tangerang Selatan, yakni cerdas, modern, dan religius.
“Modernisasi harus dibentengi dengan agama. Selama sesuai dengan nilai Islam, kita bisa menyesuaikan, tapi kalau tidak sesuai ya jangan diikuti,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Madarif Institute, Arifin Nugroho, menjelaskan bahwa tema “Untold Story Bumi Syam” merupakan awal dari rangkaian kajian sejarah Islam berbasis tempat-tempat bersejarah para nabi.
“Program ini baru permulaan. Setelah Syam, kita akan bahas Mekkah, Madinah, Irak, dan tempat lainnya yang penuh nilai sejarah. Kami ingin masyarakat lebih dekat dengan agama melalui pendekatan sejarah,” terang Arifin.

Ia menambahkan, Madarif Institute berkomitmen menjadi lembaga pembelajaran agama yang inklusif dan terbuka bagi semua kalangan.
“Belajar agama tidak mengenal usia atau status sosial. Siapapun berhak mendapatkan ilmu dan kami siap memfasilitasi dengan metode yang menarik,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua MT Qonita, Lince Admaja, menyampaikan rasa syukur atas perjalanan enam tahun Qonita yang kini resmi berbadan hukum sebagai Yayasan Qonita Cahaya Insani.
“Hari ini adalah momen bersejarah bagi kami. MT Qonita kini resmi menjadi Yayasan Qonita Cahaya Insani. Yayasan ini lahir dengan tujuan meningkatkan keimanan, ketakwaan, serta memperluas manfaat dakwah bagi masyarakat,” ujarnya.
Lince menegaskan, yayasan ini diharapkan menjadi wadah kolaborasi untuk memperluas kegiatan keagamaan dan sosial yang bermanfaat bagi umat.
Ia juga mengumumkan dimulainya kerja sama resmi dengan Madarif Institute melalui kajian perdana bertema Untold Story Bumi Syam, yang akan menjadi program rutin bulanan.
“Kami percaya, dengan kerja sama dan dukungan semua pihak, insyaallah kegiatan dakwah ini bisa berjalan lancar, memberi manfaat luas, dan mendapat ridha Allah SWT,” tutupnya.
