INFOTANGERANG.ID- Skoliosis pada lansia merupakan kondisi yang umum terjadi akibat proses penuaan, degenerasi tulang belakang, atau osteoporosis
Konsultan Tulang Belakang Eka Hospital BSD Dr. dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine menjelaskan, skoliosis pada orang tua sering kali disertai dengan gangguan keseimbangan tubuh baik ke samping maupun ke belakang, sehingga tubuh penderita tampak miring ke samping dan bungkuk ke depan.
Skoliosis pada lansia dikenal sebagai skoliosis degeneratif. Pada kasus yang berat, skoliosis degeneratif dapat disertai dengan pergeseran tulang belakang dan syaraf terjepit.
Gejala Skoliosis pada Lansia:
- Postur tubuh yang tidak simetris, seperti bahu atau pinggul yang lebih tinggi dari sisi lainnya
- Terdapat punuk pada punggung bawah
- Tubuh terlihat semakin miring ke samping atau semakin membungkuk
- Kesulitan berjalan atau berdiri dalam waktu lama
- Nyeri punggung yang kronis
- Cepat lelah akibat postur tubuh yang tidak seimbang
- Dalam kasus yang lebih parah, dapat terjadi jepitan syaraf sehingga timbul nyeri ke tungkai, kesemutan, kebas, hingga ke kelemahan.
Selain gejala skoliosis pada lansia, ada beberapa penyebab skoliosis yang terjadi pada faktor-faktor tertentu.
Faktor Penyebab:
- Pemicu skoliosis: Misalnya pada waktu muda sudah ada skoliosis, jadi harus kuatkan otot dengan olahraga.
- Artritis tulang belakang: Peradangan pada sendi tulang belakang dapat menyebabkan nyeri dan perubahan bentuk tulang.
- Osteoporosis: tulang yang melemah akibat osteoporosis dapat menyebabkan perubahan bentuk dan kemiringan tulang belakang.
- Penuaan diskus dan sendi: Penuaan menyebabkan bantalan antara tulang belakang menipis dan terkadang tidak simetris, sehingga tulang belakang menjadi tidak stabil.
- Cedera atau trauma: Cedera lama atau jatuh dapat berkontribusi terhadap skoliosis degeneratif.
Lebih lanjut Phedy menjelaskan, untuk menegakan diagnosis skoliosis pada lansia dokter akan melakukan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang, seperti rontgen, MRI atau CT Scan dan test kepadatan tulang.

Pencegahan Skoliosis pada Lansia:
Meskipun skoliosis degeneratif tidak selalu dapat dicegah, beberapa langkah berikut dapat membantu menjaga kesehatan tulang belakang diantaranya:
- Menjaga postur tubuh yang baik saat duduk, berdiri, atau berjalan.
- Melakukan olahraga secara teratur untuk memperkuat otot punggung dan meningkatkan fleksibilitas.
- Mengonsumsi makanan kaya kalsium dan vitamin D untuk menjaga kesehatan tulang.
- Menghindari kebiasaan buruk, seperti membungkuk saat duduk atau membawa beban berat secara berlebihan, twisting, duduk lama dan berlari.
- Menghindari asap rokok yang memiliki zat radikal bebas pada nikotin yang sangat berbahaya.
- Melakukan pemeriksaan rutin ke dokter untuk mendeteksi kelainan tulang sejak dini.
Pencegahan melalui gaya hidup sehat juga penting untuk menjaga kesehatan tulang belakang dan mengurangi risiko skoliosis degeneratif.
Penanganan Skoliosis pada Lansia:
Penanganan skoliosis pada lansia bertujuan untuk memperbaiki keseimbangan, mengurangi nyeri, memperbaiki mobilitas, dan mencegah progresivitas kelengkungan tulang belakang. Beberapa metode pengobatan yang dapat diterapkan meliputi:
1. Terapi Fisik dan Latihan yang dapat membantu memperkuat otot penopang tulang belakang dan meningkatkan fleksibilitas. Beberapa latihan yang direkomendasikan antara lain:
- Latihan peregangan dan yoga
- Latihan penguatan otot inti dan punggung
- Latihan keseimbangan untuk mengurangi risiko jatuh
2. Obat-obatan yang dapat membantu mengurangi nyeri dan peradangan serta untuk mengobati osteoporosis.
3. Penggunaan penyangga (brace) tidak dianjurkan pada skoliosis degeneratif. Brace hanya diberikan bila terdapat nyeri hebat akut dan hanya boleh dipakai untuk jangka pendek.
4. Operasi diindikasikan bila skoliosis yang dialami mencapat kelengkungan lebih dari 50 derajat. Bila terdapat gangguan kesetimbangan lebih dari 3 cm baik ke depan maupun ke samping yang tidak membaik dengan terapi fisik, operasi dapat dipertimbangkan. Pada kasus yang disertai dengan tulang punggung yang bergeser sehingga menimbulkan jepitan syaraf berat, juga perlu dilakukan operasi.
