Infotangerang.id– Cabang olahraga breakdance Olimpiade Paris 2024 untuk wanita telah digelar.

B-Girl Ami Yuasa dari Jepang membuat sejarah sebagai peraih medali emas pertama dalam cabang olahara yang baru dipertandingkan di Olimpiade tersebut, pada Jumat, 9 Agustus 2024 pukul 16.44 wktu setempat.

Setelah menjadi pemenang wanita pertama di Red Bull BC One World Final pada tahun 2018, Ami, yang berusia 25 tahun, kini menjadi juara Olimpiade pertama dalam cabang olahraga breakdance.

Dalam final kategori breakdance wanita Olimpiade, Ami berhasil memenangkan ketiga ronde melawan B-Girl Nicka atau Dominika Banevic dari Lithuania dengan skor 3-0, memperoleh 16 suara dari para juri dibandingkan 11 suara untuk Nicka.

Ami dan Nicka berjuang dari babak penyisihan grup yang melibatkan 16 B-Girl hingga mencapai final, melalui 15 ronde break yang melelahkan sepanjang hari.

Medali perunggu breakdance Olimpiade Paris 2024 diraih oleh B-Girl 671 atau Qingyi Liu dari Chine setelah mengalahkan B-Girl India dari Belanda dengan skor 2-1, memperoleh 19 suara dari juri dibandingkan 8 suara untuk B-Girl India.

Melansir dari laman Olimpiade Paris 2024, Pelatih Ami, Katsu One menyebut, pemenang medali emas breakdance Olimpiade Paris 2024 tersebut, sebagai sosok yang keras kepala.

Katsu One, yang telah melatih Ami sejak ia mulai serius dalam breakdance sebelum masa remajanya, mengatakan bahwa sifat keras kepala Ami membuatnya tetap fokus.

“Dia tidak berubah sedikit pun,” kata Katsu One seperti yang dilansir infotangerang.id pada Sabtu, 10 Agustus 2024.

“Namun, sifat keras kepala itulah yang membuatnya tetap fokus. Dan sekarang dia menjadi pemain nomor 1 dunia” imbuhnya.

Menurut Katsu, Ami memiliki insting yang luar biasa dan tidak pernah gentar menghadapi lawan.

Secara mental, ia selalu dalam kondisi baik sepanjang hari.

Persiapan yang dilakukan Ami juga berjalan dengan sangat baik.

Selama empat fase kompetisi, Ami tetap konsisten dengan gaya permainannya dan tidak berusaha mengubah dirinya.

Pertarungan paling berkesan bagi Ami bukanlah final, melainkan perempat final melawan Syssy dari Prancis.

Ia merasa bisa menjadi dirinya sendiri di panggung yang belum pernah dilihat olahraga tersebut.

“Saya masih belum bisa sepenuhnya menerimanya, tetapi saya sangat gembira. Saya mungkin lebih bahagia daripada yang saya kira. Saya merasa seperti berada di awang-awang saat ini, jadi begitu saya kembali ke bumi, saya akan mencoba menerimanya sedikit demi sedikit,” kata Ami.

“Lebih dari final, kemenangan di perempat final adalah momen yang paling berarti bagi saya karena saya merasa bisa melakukan ini di panggung terbesar,” imbuhnya.

Di semifinal, Ami menyebutkan bahwa dirinya merasa sangat tenang, karena baik menang atau kalah, ia masih akan berjuang untuk posisi ketiga dalam breakdance olimpiade Paris 2024.

Jadi ia tahu saat itu bahwa ia bisa menari dengan kemampuan terbaik yang ia punya, dan sejak saat itu Ami hanya ingin bersenang-senang.

“Sekarang, saya tidak terlalu memikirkan medali, dan itu justru menguntungkan saya,” pungkas Ami.

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Infotangerang
sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Infotangerang
Follow