INFOTANGERANG.ID- Sebuah video viral tentang bocah SD naik KRL sendirian dari Parung Jaya, Kota Tangerang, menuju Klender, Jakarta Timur, ramai diperbincangkan warganet.

Setiap pagi, siswa bernama Hafitar itu sudah harus berangkat saat hari masih gelap demi tiba di sekolah tepat waktu.

Dalam rekaman yang beredar, tampak Hafitar mengenakan seragam merah-putih dan naik KRL dari Tangerang menuju Stasiun Klender.

Cara dia berjalan dan beraktivitas di stasiun terlihat begitu tenang, tak jauh berbeda dengan para pekerja dewasa yang tiap hari pulang-pergi menggunakan kereta.

Seragam SD yang mencolok membuatnya mudah dikenali di antara calon penumpang lain yang menunggu kereta di peron.

Perjalanan yang ditempuhnya pun tak pendek.

Dari stasiun dekat rumah, Hafitar harus transit di Stasiun Tanah Abang sebelum melanjutkan perjalanan ke arah Klender.

Total durasi perjalanan hampir menyentuh dua jam setiap pagi.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by INFO TANGERANG (@infotangerang.id)

Penjelasan dari Dinas Pendidikan Soal Bocah SD Naik KRL

Kepala Satlak Pendidikan Kecamatan Duren Sawit, Farida Farhah, menjelaskan cerita di balik rutinitas panjang Hafitar ini.

Sebelumnya, ia tinggal bersama ibunya di kawasan Kampung Sumur, Klender, yang jaraknya sangat dekat dengan sekolah.

Namun situasi berubah setelah ayahnya meninggal lima tahun lalu dan sang ibu memperoleh pekerjaan sebagai asisten rumah tangga di wilayah Tangerang.

“Karena mereka cuma ngontra di Klender, mau tidak mau anak ini ikut ibunya tinggal di Tangerang,” ujar Farida.

Awal-awal pindah, ibunya masih setia mengantar dan menjemput Hafitar naik KRL.

Setelah beberapa bulan, melihat anaknya mulai mandiri dan hafal rute perjalanan, barulah Hafitar diizinkan pergi sendiri.

Ibunya juga sudah membekalinya kartu Commuter Line, kartu JakLingko, dan menjalin komunikasi dengan petugas di Stasiun Parung Panjang, Tanah Abang, dan Buaran untuk memastikan keselamatan putranya.

Meski begitu, jarak yang jauh membuat sekolah merasa khawatir.

Farida menyebut pihak sekolah sebenarnya sudah menyarankan Hafitar pindah sekolah sejak awal semester dua, tetapi ia menolak karena terlanjur nyaman dengan guru dan teman-temannya.

Lingkungan sekolah pun membuat ibunya merasa aman.

Beberapa guru dan orang tua bahkan menawarkan tempat tinggal sementara agar Hafitar tidak harus menempuh perjalanan jauh.

Namun tawaran tersebut sempat ditolak. Setelah kisah bocah SD naik KRL ini viral, pihak sekolah kembali berdiskusi dengan keluarga.

Akhirnya, ibu Hafitar setuju jika anaknya tinggal dulu di rumah salah satu teman sekelasnya.

Kini, setiap hari Hafitar diantar-jemput oleh keluarga tempat ia menumpang tinggal sementara.

Bocah SD Naik KRL Baru Seminggu Berangkat Sendiri

Farida juga mengungkap bahwa Hafitar sebenarnya baru sekitar satu minggu berangkat sekolah sendirian sebelum videonya viral.

Sejak pindah ke Tangerang pada September, ibunya masih mengantar-jemputnya.

Baru setelah rute dirasa aman dan Hafitar cukup percaya diri, ia dilepas untuk bepergian sendiri.

“Ibunya sudah menyiapkan semua kebutuhannya dan punya kontak petugas stasiun untuk berjaga-jaga,” ujar Farida.

Setelah melalui berbagai pertimbangan, Hafitar akhirnya akan pindah sekolah setelah pembagian rapor.

Keputusan ini disepakati bersama oleh pihak sekolah dan sang ibu, mengingat perjalanan jauh yang setiap hari harus ditempuh Hafitar.

“Karena Hafitar masih kelas 1 dan penilaian belum selesai, pemindahan sekolah akan dilakukan setelah rapor dibagikan, sekitar dua minggu lagi,” jelas Farida.

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Infotangerang
sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Infotangerang
Follow
Iis Suryani
Editor
Iis Suryani
Reporter