INFOTANGERANG.ID- Banyak umat Islam yang mengira bahwa ibadah haji dan umrah adalah ibadah yang sama, karena keduanya sama-sama dilakukan di tanah suci Makkah.
Namun kenyataannya, haji dan umrah memiliki beberapa perbedaan mendasar yang sangat penting untuk dipahami.
Meskipun haji dan umrah melibatkan rutual yang mirip, tetapi baik untuk waktu pelaksanaan, status hukum, serta tata caranya memiliki perbedaan.
Secara definisi, haji merupakan rukun Islam kelima yang wajib ditunaikan oleh setiap Muslim yang mampu, baik secara fisik maupu finansial.
Haji secara bahasa berarti menyengaja atau berniat menuju sesuatu yang agung, yaitu Kabah.
Sementara umrah, memiliki arti ziarah ke tempat ramai atau berpenghuni, dan dalam konteks syariat Islam, umrah berarti melakukan perjalanan ke Kabah dengan niat ibadah, tapi tidak disertai dengan beberapa rangkaian ritual wajib haji.
Nah, agar tidak keliru terutama jika Anda berencana menunaikannya dalam waktu dekat, berikut ini pembahasan mengenai perbedaan haji dan umrah melansir dari Baznas:

1. Hukum
Haji sendiri hukumnya wajib bagi setiap Muslim yang mampu, baik secara finansial maupun fisik.
Hukum wajib haji juga tergolong persoalan al-mujma alaihi al-malum min al-din bi al-dlarurah atau yang disepakati hukumnya oleh seluruh mazhab dan dikethaui semua kalangan, baik orang awam maupun khusus.
Mengingkari kewajiban haji ini juga dianggap sebagai bentuk kemurtadan, kecuali bagi orang awam yang benar-benar tidak tau.
Sedangkan umrah memiliki dua pendapat.
Sebagian besar ulama mengatakan hukumnya wajib, sedangkan sebagian lainnya menganggapnya sunah muakkad (sangat dianjurkan).
2. Rukun dan Tata Caranya
Baik haji ataupun umrah keduanya memiliki rukun yang harus dilakukan agar ibadahnya sah, dan tidak bisa diganti dengan dam.
Rukun haji sendiri ada lima, yaitu niat ihram, wuquf di Arafah, tawaf, sai, dan memotong rambut.
Sementara rukun umrah ada empat, yakni niat ihram, tawaf, sai, dan memotong rambut.
3. Waktu Pelaksanaan
Haji hanya bisa dilakukan pada waktu tertentu saja, yakni mulai dari 1 Syawal hingga 10 Dzulhijjah setiap tahunnya.
Sementara umrah, bisa dilakukan kapan saja sepanjang tahun tanpa batas waktu tertentu.
Karena itulah, banyak umat Islam memilih umrah sebagai alternatif sebelum mampu berhaji.
4. Kewajiban dan Larangan
Ada beberapa kewajiban dalam haji dan umrah yang jika ditinggalkan tidak membatalkan ibadah, namun wajib diganti dengan dam atau denda.
Kewajiban haji sendiri meliputi:
- Ihram dari miqat
- Menginap di Muzdalifah dan Mina
- Melempar jumrah
- Tawaf wada (perpisahan)
Sedangkan dalam umrah, kewajibannya lebih sederhana:
- Ihram dari miqat
- Menghindari larangan-larangan ihram (seperti memakai wewangian, memotong kuku, dsb.)
5. Makna Spiritual yang Mendalam
Haji adalah puncak ibadah dalam Islam.
Setiap Muslim yang telah menunaikan haji diharapkan pulang dalam keadaan suci dan kembali seperti bayi yang baru lahir, bersih dari dosa.
Sementara umrah juga memberi nilai spiritual tinggi.
Umrah menjadi sarana untuk memperkuat iman, mendekatkan diri kepada Allah, serta sebagai bentuk syukur atau permohonan atas doa-doa tertentu.
Jadi, baik haji maupun umrah, keduanya adalah ibadah yang luar biasa istimewa.
Haji hukumnya wajib bagi yang mampu, sedangkan umrah bisa menjadi langkah awal menuju persiapan haji.
Memahami perbedaan haji dan umrah, umat Islam diharapkan bisa menunaikan ibadah dengan penuh kesadaran, persiapan matang, dan keikhlasan hati.
Sebelum berangkat ke Tanah Suci, pastikan Anda mengetahui tujuan ibadah Anda, apakah ingin berhaji atau berumrah.
Jangan sampai salah niat, karena keduanya memiliki makna, aturan, dan konsekuensi hukum yang berbeda.
