Infotangerang.id – Perdana, pemerintah Kota Tangerang Selatan (Pemkot Tangsel) melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan meresmikan buku pelajaran pencak silat sebagai mulok di Islamic School, Serpong, Selasa, 10 September 2024.

Menurut Walikota Tangsel Benyamin Davnie, seluruh siswa SMP di Kota Tangsel akan diajarkan pencak silat.

Benyamin mengatakan bahwa buku pelajaran pencak silat ini akan dimasukkan ke dalam kurikulum SMP di Kota Tangsel dan juga akan menjadi bagian dari ekstrakurikuler siswa..

“Buku pelajaran pencak silat ini memainkan peran penting dalam proses pendidikan siswa SMP di Kota Tangsel,” ujar Benyamin usai me-launching buku pelajaran mulok pencak silat.

Dijadikannya pencak silat sebagai pelajaran mulok, menurut Benyamin, mempertimbangkan semua elemen, terutama yang berkaitan dengan sejarah dan manfaatnya.

“Dipilihnya pelajaran pencak silat sebagai mulok karena nilai-nilai moral dan elemen budayanya, dan karena pencak silat telah ada sejak lama di masyarakat Banten,” ungkapnya.

Benyamin menyatakan bahwa Tangsel adalah salah satu warisan budaya karena merupakan bagian dari Provinsi Banten, yang dikenal sebagai Tanah Jawara, yang terkenal dengan tradisi pencak silat.

Benyamin mengatakan bahwa pencak silat juga memiliki filosofi yang dapat membentuk kepribadian disiplin dan tanggung jawab siswa.

“Oleh karena itu, anak-anak kita tidak harus dididik untuk siap untuk tawuran. Namun, mempertahankan nilai-nilai luhur dan budaya pencak silat yang ada untuk anak-anak kita,” ujar Benyamin.

Peraturan Daerah (Perda) Nomor 2 Tahun 2020 tentang Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Non Formal ditetapkan oleh Pemkot Tangsel, kata Benyamin, setelah melakukan penelitian yang mendalam sebelum menetapkan pencak silat sebagai mata pelajaran untuk anak-anak di sekolah dasar.

Meskipun pencak silat biasanya disarankan untuk meningkatkan ketahanan fisik, sekarang pencak silat juga menjadi pelajaran yang mengajarkan orang untuk disiplin, religius, pemberani, dan toleran.

“Kami memilih pencak silat sebagai mulok karena hal ini,” jelasnya.

Sementara itu, Deden Deni, Kepala Dindikbud Tangsel, mengatakan bahwa pendidikan muatan lokal memungkinkan anak sekolah tetap menikmati kemajuan teknologi sambil tetap mempertahankan nilai-nilai budaya, etika, dan moral yang ada di dalam muatan lokal.

“Saat ini, kita menghadapi tantangan untuk menyeimbangkan perkembangan teknologi dengan nilai-nilai Indonesia, terutama Pancasila. Salah satu cara untuk menyelesaikannya adalah dengan memasukkan pendidikan yang berkaitan dengan budaya lokal, seperti silat, kerajinan tangan, adat istiadat, seni, dan makanan khas Indonesia,” ujar Deden.

Baca berita lainnya di Infotangerang dan Tangselife

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Infotangerang
sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Infotangerang
Follow
Malik Abdul Aziz
Editor
Malik Abdul Aziz
Reporter