INFOTANGERANG.ID- Fenomena langka berupa rotasi Bumi yang mengalami percepatan, membuat beberapa hari lebih singkat dari biasanya.

Salah satu yang paling mencolok adalah tanggal 5 Agustus 2025, yang mana durasi hari tercatat lebih cepat sekitar 1,25 milidetik jika dibandingkan dengan standar 24 jam atau 86.400 detik.

Temuan mengenai rotasi bumi yang mengalami percepatan ini dilaporkan oleh International Earth Rotation and Reference Systems Service (IERS) yang memantau rotasi Bumi secara global.

Fenomena rotasi Bumi yang mengalami percepatan ini dipengaruhi oleh posisi Bumi dalam orbitnya yang mengelilingi Matahari serta kemiringan sumbu rotasinya.

Walaupun hari terpendek biasanya dikaitkan dengan momen solstis musim dingin, yakni sekitar 21 Juni di belahan utara dan 21 Desember di belahan selatan, pada 5 Agustus 2025, sejumlah wilayah khususnya di lintang tertentu, akan mengalami durasi siang yang paling singkat sepanjang tahun.

Meskipun sehari dianggap selalu 24 jam, faktanya rotasi Bumi tidak selalui konstan.

Kecepatan ini bisa berubah karena banyak faktor, diantaranya:

  • Pergerakan lempeng tektonik
  • Pencairan es di kutub
  • Perubahan tekanan atmosfer dan arus laut
  • Tarikan gravitasi dari Bulan

Seluruh faktor tersebut bisa memengaruhi distribusi massa Bumi, yang akhirnya berdampak pada kecepatan rotasinya, walau pun hanya dalam skala milidetik.

Apa Dampak dari Rotasi Bumi yang Mengalami Percepatan?

Bagi masyarakat umum, pergeseran beberapa milidetik nyaris tidak terasa.

Namun, bagi sistem berbasis waktu presisi tinggi seperti GPS, komunikasi satelit, trading frekuensi tinggi, serta sistem pelacakan waktu atomik, perubahan ini sangatlah signifikan.

Oleh karena itu, BMKG dan lembaga-lembaga astronomi internasional terus memantau perkembangan ini secara ketat.

Fenomena rotasi Bumi yang mengalami percepatan ini juga memunculkan kemungkinkan ditambahkannya “detik kabisat negatif”, yakni pengurangan satu detik dari jam dunia resmi.

Biasanya, hanya detik kabisat positif yang digunakan (penmabahan detik) untuk mengompensasi perlambatan rotasi.

Namun kini, karena Bumi berputar lebih cepat, IERS mempertimbangkan langkah penyesuaian waktu untuk pertama kalinya dalam sejarah.

Langkah revolusioner ini diperkirakan akan diberlakukan sekitar tahun 2029 jika tren percepatan berlanjut.

Menurut Duncan Agnew, ahli geofisika dari Scripps Institution of Oceanography, fenomena ini bukanlah hal yang mengancam, namun tetap perlu dicatat sebagai kejadian ilmiah penting:

“Ini adalah situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Bukan sesuatu yang berbahaya, tapi layak untuk diperhatikan,” ujarnya.

Tiga Hari Terpendek di Tahun 2025

Berikut daftar hari-hari terpendek yang tercatat tahun ini, menurut situs Time and Date:

  • 9 Juli 2025: Lebih pendek sekitar 1,23 milidetik
  • 10 Juli 2025: Lebih pendek sekitar 1,36 milidetik
  • 22 Juli 2025: Lebih pendek sekitar 1,34 milidetik
  • 5 Agustus 2025: Lebih pendek sekitar 1,25 milidetik

Perubahan ini bukan peristiwa tiba-tiba, melainkan bagian dari siklus alami Bumi yang telah dipantau selama puluhan tahun.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by INFO TANGERANG (@infotangerang.id)

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Infotangerang
sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Infotangerang
Follow