Infotangerang.id – Bubur Suro merukan makanan yang identik dengan Malam 1 Suro yang bersamaan dengan tanggal 1 Muharram dalam penanggalan Hijriah, dan merupakan malam yang menandai tahun baru.
Bagi orang Islam, bulan Muharram adalah hari pergantian tahun dalam kalender Hijriyah. Mereka merayakannya dengan berpuasa dan melakukan tradisi tertentu, terutama pada hari ke-10 Muharram, yang dikenal sebagai Hari Asyura atau Suro.
Hari ini, Minggu, 7 Juli 2024, umat Islam merayakannya dengan puasa sunah Asyura. Di beberapa wilayah Indonesia, seperti Riau dan Kalimantan, orang-orang sering menyajikan bubur suro sebagai tradisi.
Bubur suro adalah hidangan yang terbuat dari beras dan dimasak dengan air santan dan berbagai jenis sayuran. Banyak orang sering ikut memasaknya, dan hasilnya dibagikan kepada masjid atau warga sekitar.
Sejarah dan Makna Bubur Suro
Bubur suro, sebenarnya memiliki makna yang lebih besar daripada sekadar tradisi menyambut Tahun Baru Islam. Itu adalah cara seseorang menunjukkan rasa terima kasih mereka atas keselamatan yang diberikan Allah SWT kepada mereka.
Bubur suro memiliki sejarah sejak Nabi Nuh AS, ketika dia dan kaumnya selamat dari banjir besar dengan naik ke perahu. Tradisi ini mengingatkan umat Islam pada pertolongan Allah dan rahmat-Nya yang melindungi hamba-Nya di mana pun mereka berada.
Pada hari “Asyura”, ketika perahu Nabi Nuh AS sudah siap untuk berlayar, beliau memanggil kaumnya dan berkata, “Kumpulkanlah segala perbekalan yang kamu miliki!” Kemudian, beliau mendekati mereka dan berkata, “Ambillah sekepal kacang fuul, sekepal biji adas, sekepal beras, sekepal gandum, dan sekepal jelai.”
“Peganglah semua ini dengan erat, dan kamu akan merasa aman dalam keadaan selamat,” kata Nabi Nuh.
Setelah peristiwa ini, tradisi memasak bubur asyura dimulai setiap Hari “Asyura.” Umat Islam dari seluruh dunia, termasuk di Indonesia, melakukan tradisi ini sebagai cara untuk menunjukkan rasa syukur mereka dan mengingat keselamatan yang diberikan Allah SWT kepada mereka.
Resep Andalan Bubur Suro
Bahan-bahan untuk membuat bubur suro:
3 cup beras putih
500 ml santan cair
300 g daging ayam
Air secukupnya
Garam, gula, lada dan kaldu bubuk secukupnya
Sayuran (bisa disesuaikan sendiri):
1/2 buah bawang bombay
1 buah wortel
1 genggam bayam1 buah jagung manis
1 lembar kubis
1 batang daun bawang
1 batang seledri
Bumbu halus:
6 siung bawang merah
4 siung bawang putih
4 butir kemiri1 ruas kunyit
1 ruas jahe1/2 sdt ketumbar bubuk
1/2 sdt merica bubuk
1/2 sdm bumbu kare (bisa diganti jintan, adas, kapulaga, pala secukupnya)
Garam, gula dan kaldu jamur secukupnya
Bumbu utuh:
2 batang serai
2 lembar daun salam
1 batang kayu manis (5-7 cm)
Cara Membuat Bubur Suro
1. Potong ayam menjadi potongan kecil, cuci, lalu lumuri dengan jeruk nipis. Diamkan selama lima belas menit, lalu bilas.
2. Setelah mencuci beras, masukkan ke dalam panci besar dengan air secukupnya. Aduk beras sesekali untuk memastikan semuanya matang merata. Untuk memasak bubur, Anda juga bisa menggunakan penanak nasi.
3. Setelah beras dimasak, cincang semua sayuran hingga halus dan simpan.
4. Panaskan sedikit minyak dan tumis bawang bombay hingga harum. Kemudian masukkan bumbu halus, atau bumbu yang sudah dihaluskan, dan terus tumis hingga harum.
5. Tuang potongan ayam dan tumis dengan bumbu hingga warnanya berubah. Tuang santan dan air secukupnya, lalu tambahkan garam, gula, lada, dan kaldu bubuk secukupnya. Potong ayam dan masak selama sekitar dua puluh menit.
6. Setelah ayam matang, masukkan sayuran yang telah dicincang. Masak kembali selama sekitar lima belas menit atau sampai sayuran matang.
7. Setelah nasi dan bubur matang, masukkan ayam dan sayurannya ke dalam panci bersama beras. Aduk dengan baik dan masak hingga rasanya menyatu.
8. Rasa bubur sesuai selera. Angkat dari kompor.
9. Untuk merayakan satu suro, buat bubur suro dengan telur rebus, taburan bawang goreng, dan kerupuk sesuai selera.
Baca berita lainnya di Infotangerang dan Tangselife