Total 25 Pabrik Memilih Pindah Dari Banten Ada Apa?

Infotangerang.net – Pabrik-pabrik mulai meninggalkan banten, membuat lapangan kerja kian terbatas, menurut data dari aprisindo sudah ada 25 Pabrik yang pindah ke wilayah jawa tengah (jawa Tengah).

Penyebab dari pindah nya perusahaan tersebut adalah Upah Yang tinggi, Bukan Upah minimum provinsi (UMP) yang Besar Tetapi Upah minim Kabupaten (UMK) yang besar Di Beberapa Wilayah.

Ketua Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Eddy Widjanarko mencatat hingga Juni 2019 audah 25 pabrik alas kaki hengkang dari Banten termasuk dari Tangerang, hijrah ke Jateng

“Kita relokasi dari Tangerang (Banten), relokasi pabrik ke Jateng. UMP di Jateng, masih cukup bagus,” katanya dilansir dari CNBCindonesia.

Sebelumnya Diketahui Upah di level Provinsi Banten dengan UMP hanya Rp 2,2 juta pada 2019, namun UMK di beberapa kabupatennya seperti Kota Cilegon sampai Rp 3,9 juta, Tangerang Rp 3,8 juta. Upah sektoral industri alas kaki di Tangerang mencapai Rp 4,2 juta.

Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziah menyebutkan mengakui kenaikan upah menjadi salah satu penyebab hijrah nya perusahaan dari Banten.

Pqra Pemilik pabrik lebih memilih wilayah provinsi dengan upah rendah seperti jateng ketimbang Banten yang tergolong masih tinggi.

“Memang masih ada kesenjangan upah kan. Banyak itu karena mereka kemudian mengalihkan ke Jawa Tengah,” tuturnya.

Untuk mengantisipasi tingginya pemutusan hubungan kerja (PHK) pihaknya menyiapkan kartu pra kerja. Kartu prakerja tidak hanya ditujukan bagi para pencari kerja. Tetapi juga mereka yang berpengalaman kerja.

“Atau para pekerja yang kemungkinan terjadi PHK. Jadi mereka kemudian mendapatkan pelatihan,” jelasnya kepada wartawan.

Sementara itu Gubernur Banten Wahidin Halim menyatakan, penyebab pengangguran di Banten. Salah satunya, banyaknya pendatang dari luar daerah yang ingin mencari kerja di Banten.

Ia menyarankan kepada para pendatang yang datang mencari kerja di Provinsi Banten untuk benar-benar mempersiapkan kompetensinya mengingat tingkat persaingannya sangat tinggi.

Wahidin menambahkan jika persoalan pengangguran di banten adalah masalah nasional sama seperti daerah lainnya.

“Jadi memang, persoalan tersebut menjadi permasalahan nasional dan membutuhkan kerjasama semua pihak,” tutupnya. (map/bn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *