Infotangerang.id- Masyarakat diminta waspada terhadap beredarnya terigu bogasari palsu.
Hal ini diungkapkan Manajemen PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari lantaran penjualannya sempat menyebar penjualannya di wilayah Bandung Raya. Meliputi Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi hingga Kabupaten Sumedang.
Polda Jawa Barat telah menyita sekitar 31 ton terigu bogasari palsu dengan merk Segitiga Biru dan Cakra Kembar.
Terigu Bogasari Palsu Telah Beredar Sekitar 3 Tahun
Aksi pemalsuan ini sudah berlangsung sekitar tiga tahun berdasarkan hasil pemeriksaan tersangka.
Dari hasil penyitaan barang bukti, para tersangka memalsukan merek Segitiga Biru sekitar 800 sak atau setara dengan 20 ton. Selebihnya, sekitar 200 sak terigu Bogasari merek Cakra Kembar.
Direktur Indofood Franciscus Welirang pun mengimbau pelanggan terigu Bogasari, khususnya kemasan 25 kilogram (1 sak), agar proaktif melakukan pengecekan secermat mungkin terhadap produk terigu yang dibeli.
Selain itu masyarakat jangan tergiur terhadap tawaran-tawaran yang mencurigakan, termasuk penawaran harga yang tidak wajar.
“Sebagai contoh, dalam kasus pemalsuan terigu Bogasari, merek Segitiga Biru kemasan 1 sak atau 25 kilogram, dijual dengan harga Rp 203.500. Sementara modal harga terigu merek perusahaan lain yang dimasukkan dalam karung Segitiga Biru hanya Rp 167.000,” ujar Franciscus.
Franciscus mengimbau kepada masyarakat, khususnya pelanggan terigu Bogasari, agar tidak mudah tergiur dengan iming-iming harga yang murah.
Cara Membedakan Terigu Bogasari Palsu dan Asli sebagai berikut:
- Secara awam atau kasat mata, keaslian produk terigu Bogasari dapat dilihat dari bekas jahitan label e-kupon yang tertempel di kemasan 1 sak serta ada bekasan jahitan ulang karung.
- Asli tidaknya terigu kemasan Bogasari juga dapat dilihat dari benang jahitan apabila disenter menggunakan lampu UV akan bersinar. Bila tidak bersinar berarti sudah dipalsukan.
Dalam catatan Bogasari, kasus pemalsuan tepung terigu Bogasari di wilayah Polda Jawa Barat terakhir terjadi pada tahun 2016, yang berhasil dibongkar jajaran Polres Purwakarta.
Franciscus mengatakan, apabila masyarakat menemukan hal-hal yang mencurigakan, agar segera laporkan ke e-mail ke lagansa@bogasari.com