Indonesia memang dikenal kaya akan keberagaman suku dan budaya. Dari Sabang sampai Merauke dan dari Miangas sampai Pulau Rote dihuni oleh suku yang berbeda-beda namun tetap dalam persatuan tanah air Indonesia. Keanekaragaman ini membuat kita harus selalu bersyukur karena menjadi negeri yang begitu kaya akan budaya.

Di Banten ada suku yang sangat terkenal karena kearifan lokalnya yang masih dijaga sampai saat ini, yaitu Suku Baduy. Penduduk asli suku Baduy dibagi menjadi Baduy dalam dan Baduy Luar. Baduy dalam terdiri dari tiga kampung, yaitu : Kampung Cibeo, kampung Cikesik dan kampung Cikertawana. Perbedaan antara Suku Baduy dalam dan luar dapat dilihat dari warna pakaian yang dikenakan. Suku Baduy luar menggunakan pakaian bewarna hitam dan suku Baduy dalam mengenakan warna putih.

Untuk bertemu dengan sekelompok suku Baduy, kamu bisa berkunjung ke Banten. wisatawan yang datang ke Saba Budaya Baduy dapat mempelajari kearifan lokal, menikmati kelestarian alam dan berinteraksi dengan penduduk asli Suku Baduy. Untuk sampai di Desa Adat Baduy wisatawan akan menempuh perjalanan yang panjang melalui trekking. Bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi oleh Suku Baduy adalah Bahasa Sunda.

Uniknya, sampai saat ini, selama pandemi  berlangsung diketahui bahwa masyarakat Suku Baduy 0 kasus orang yang terkena COVID-19. Peraturan yang ketat untuk berpergian keluar kawasan Baduy telah membuat masyarakat Baduy menjadi aman. Peraturan dan adat istiadat yang selalu dijunjung tinggi menjadikan Desa Adat Baduy lestari.

Suku Baduy
Foto : Instagram.com/@wisatasukubaduy

Sekilas tentang Desa Adat Baduy

Desa Adat Baduy terletak di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten. Jaraknya sekitar 40 km dari Kecamatan Rangkasbitung. Baduy terbagi ke dalam dua wilayah, yatu Baduy dalam dan Baduy luar. Desa adat baduy di Provinsi Banten masih mempertahankan kearifan lokal dengan sangat kuat. Saat ini populasi masyarakat Suku Baduy sekitar 26.000 orang.

Misalnya, suku Baduy dalam sama sekali tidak menggunakan peralatan teknologi, semua aktifitasnya masih dilakukan secara alami sesuai yang diwariskan turun temurun oleh leluhur. Kemudian, Suku Baduy luar sudah mulai terbuka dengan peradaban seperti adanya listrik dan peralatan rumah tangga. Suku Baduy sangat mengedepankan keasrian alam sehingga tidak menggunakan bahan-bahan kimia seperti sabun yang dapat mencemari sungai.

Apabila wisatawan berkunjung kesini maka dapat merasakan langsung aliran sungai yang sangat bersih, lingkungan yang masih asri dan bermalam dirumah-rumah tradisional milik Suku Baduy. Masyarakat Baduy juga sangat ramah, mereka senang jika ada yang ingin mempelajari kearifan lokal Suku Baduy. Disini masyarakat berpegang teguh untuk selalu menjunjung adat istiadat setempat.

Rumah Baduy
Foto : goodnewsfromindonesia.id

Rute Menuju Desa Adat Baduy

Banyak penduduk luar Banten ingin berkunjung untuk mengetahui langsung kehidupan dan budaya Suku Baduy. Oleh karena itu, terdapat rute yang bisa menjadi pilihan ketika akan berkunjung kesini. Jarak dari Jakarta ke Desa Adat Baduy cukup jauh, mencapai 160 km. Perjalanan darat dengan kendaraan akan menghabiskan waktu kurang lebih 4-5 jam.

wisatawan bisa menggunakan kendaraan umum seperti bus dan krl maupun menggunakan kendaraan pribadi. Jika wisatawan berasal dari Jakarta maka bisa menggunakan bus dengan rute Terminal Kalideres – Serang, Serang – Labuan, Terminal Mandala – Ciboleger. Untuk wisatawan yang akan menggunkan KRL maka bisa menaiki KRL Tanah Abang – Rangkas Bitung, pindah menggunakan mobil elf menuju Desa Ciboleger.

Suku Baduy 1
Foto : bojig.com

Desa Cibolegar merupakan pintu gerbang untuk memasuki Desa Adat Baduy. Sesampainya disini, wisatawan harus mengisi buku tamu terlebih dahulu. Selanjutnya, wisatawan melakukan trekking untuk sampai ke Desa Adat Baduy. Trekking dilakukan dengan berjalan kaki, rute yang panjang dan melelahkan membuat wisatawan harus beristirahat sejenak.

Jika hari terlalu sore, maka wisatawan dapat bermalam dirumah penduduk. Mengingat lokasi Baduy berada jauh dari keramaian perkotaan maka wisatawan yang akan bermalam harus membawa bahan makanan sendiri untuk selanjutnya diolah dan disajikan. Selain itu, wisatawan juga sebaiknya membawa maknana ringan, teh dan kopi untuk menghargai kebaikan tuan rumah.

Baduy lebak
Foto : handinyekapertiwi.blogspot.co.id

Persiapan

Pastikan kamu menggunakan alas kaki yang nyaman digunakan untuk trekking, seperti sendal gunung. Selain itu, kamu juga harus mempersiapkan fisik dan mental karena jalur trekking yang ditempuh cukup panjang dan melelahkan. Perlu juga membawa perbekalan seperti air putih, bahan makanan, dan pelengkap yaitu biskuit, teh, kopi atau susu. Persiapkan jas hujan, senter dan jaket agar trekking berjalan dengan lacar.

Aturan & Larangan

Sebagai desa adat yang sangat mengedepankan adat istiadat, maka kamu harus menaati aturan yang berlaku di Baduy. Seperti pepatah “ dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung”. Beberapa peraturan yang harus kamu taati ketika berkunjung ke Desa Adat Baduy :

– Dilarang mengambil foto dan video

– Tidak boleh menggunakan sabun, sampo, dan pasta gigi

– Tidak buang sampah sembarangan

–  Untuk Warga Negara Asing (WNA) tidak boleh memasuki wilayah Baduy Dalam

– Mengisi buku tamu

5 poin di atas merupakan sebagian larangan yang harus dipatuhi pengunjung. Untuk kelengkapan peraturan lainnya, bisa kamu dapatkan informasinya saat hendak melakukan kunjungan. Yuk berkunjung ke Desa Adat Baduy, disana wisatawan bisa berinteraksi langsung untuk mempelajari budaya dan menikmati keindahan alamnya yang masih sangat asri.

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Infotangerang
sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Infotangerang
Follow