INFOTANGERANG.ID- Dunia media lokal di Tangerang Selatan tengah menghadapi tantangan serius akibat kebijakan efisiensi anggaran publikasi yang diterapkan oleh pemerintah.
Isu krusial ini menjadi pokok bahasan dalam Forum Group Discussion (FGD) yang digelar Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Tangsel di Gedung Layanan Informasi Publik, Serpong, pada Jumat 20 Juni 2025.
FGD terkait efisiensi anggaran publikasi tersebut menghadirkan narasumber dari berbagai pemangku kepentingan, di antaranya Sekretaris Bappelitbangda Tangsel Buana Mahardika, Anggota DPRD Kota Tangsel Ledy MP Butar Butar, serta para pemilik perusahaan media di Tangsel.
Efisiensi Anggaran Publikasi Sangat Berdampak
Ketua PWI Tangsel, Eko Nursanto, menyampaikan bahwa diskusi ini menjadi wadah untuk menggali latar belakang kebijakan pengurangan anggaran publikasi yang dinilai berdampak langsung pada keberlangsungan media lokal.
“Kita ingin tahu secara jelas apa alasan pemerintah melakukan efisiensi anggaran publikasi, karena ini menyangkut kelangsungan hidup perusahaan media yang bergantung pada kerja sama dengan Pemkot,” ujar Eko.
Senada dengan Eko, anggota DPRD Kota Tangsel, Ledy MP Butar Butar, menyatakan keprihatinannya terhadap kebijakan tersebut. Ia menilai wartawan memiliki peran strategis dalam menyampaikan informasi dan kebijakan pemerintah kepada masyarakat.
“Pers adalah mitra strategis pemerintah. Tanpa peran wartawan, masyarakat akan kesulitan mengakses informasi tentang kebijakan publik,” ucap Ledy.
Sementara itu, perwakilan pemerintah dari Bappelitbangda, Buana Mahardika, menjelaskan bahwa efisiensi ini merupakan tindak lanjut dari kebijakan nasional yang dicanangkan Presiden Prabowo.
“Pemotongan anggaran publikasi hanya sekitar 13 hingga 15 persen. Namun memang ada pengetatan dalam pengalokasiannya agar lebih selektif dan tepat sasaran,” jelas Buana.
Meski demikian, bagi media lokal yang sangat bergantung pada anggaran dari pemerintah daerah, pemangkasan ini menjadi pukulan berat.
Tak sedikit perusahaan media yang kini harus memutar otak demi mempertahankan eksistensinya di tengah arus informasi digital dan keterbatasan sumber dana.
