Infotangerang.id- Ardini Grahani, salah satu donatur Panti Asuhan di Tangerang buka suara soal rudapaksa yang dialami para anak asuh.
Abi Sudirman pimpinan Panti Asuhan dan satu lainnya telah ditetapkan menjadi tersangka oleh pihak kepolisian.
Ardini Grahani buka suara melalui Instagramnya @ardinigrahani pada Senin, 7 Oktober 2024 kemarin.
Seperti yang telah diketahui, ada tiga tersangka yang sudah ditetapkan namun satu masih DPO. Dan diduga masih ada pelaku pelecehan anak asuh lainnya bebas.
Tersangka utama memiliki kelainan seksual
Dikutip Instagram @ardinigrahani, tersangka utama memiliki kelainan seksual, suka ke anak-anak dan sesama jenis.
“Tersangka biasanya melakukan aksi alam hari dengan dalih mengoleskan obat nyamuk cair ke badan hingga kemaluan anak-anak,” ujarnya.
Ia juga menyebut warganet harus siap mental mendengar ceritanya.
“Sambil cerita sambil siapin mental ya, karena makin dalam ceritanya pasti makin emosional,” katanya.
“Dan seiring seringnya anak-anak dilecehkan malam hari, sampe ada yang pernah yang naik keatas ngumpet ke atas kamar mandi, dia kunci kamar mandi dan dikejar, diketok dan dibilang gak apa-apa, gal apa-apa nak. Jadi saking takut, anak itu tidur disitu sampai pagi,” imbuh Ardini Grahani.
“Tersangka 1 sudah merusak kakak pembinanya, tapi tersangka ini bukan yang melakukan, tapi yang minta dilakukan istilahnya boti. Makanya dan dia selalu minta digiuin ke kakak pembinanya dan dia selalu mengajarkan ke kakak pembinanya soal balas budi karena sudah diurusin dari kecil,” bebernya.
Anak-anak di Yayasan pun tidak pernah terkontaminasi dunia luar jadi mungkin mereka pikir seperti ini balasannya, sehingga kakak pembina menjadi predator juga seperti tersangka 1 dan melakukan pelecehan ke anak-anak kecil.
“Tersangka 1 hobinya maaf, or*l ke anak-anak kecil hingga sp*rmanya keluar. Yang bikin gila, gila otak rusak, mereka melakukan ini bukan 1 lawan 1, jadi gak sendirian dan tersangka 1 dan 2. Anak-anak digerayangi sampai sp*rmanya keluar setelah itu anak-anak dikasih uang lalu mainlah pembina dan si boti/tersangka 1 ini,” jelasnya.
Selain itu, mereka pakai modus anter makanan ke lantai 2 dan disuruh pijetin, anak-anak dicium, di grepe, dior*lin kemaluannya ampai keluar dan dia lakuin bersama kakak pembinanya.
“Anak-anak menganggap hal ini wajar karena rata-rata mereka gak tau karena dididik dari kecil. Duh bingung gimana lagi ceritanya,” tandas Ardini Grahani.