INFOTANGERANG.ID- Kasus siswa yang ketahuan merokok lalu mendapat tamparan dari kepala sekolah di SMAN 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, Banten, akhirnya berbuntut panjang hingga ranah hukum.

Peristiwa ini menyeret nama sang kepala sekolah dan membuat situasi di sekolah sempat memanas.

Lalu sebenarnya, bagaimana awal mula kasus siswa merokok di SMAN 1 Cimarga ini?

Awal Mula Kejadian Siswa Merokok di SMAN 1 Cimarga

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Banten, Lukman, menjelaskan awal mula kejadian tersebut.

Menurutnya, insiden ini bermula ketika seorang siswa kedapatan sedang merokok di area belakang sekolah SMAN 1 Cimarga.

“Awalnya siswa itu kedapatan merokok di belakang sekolah, lalu kepala sekolah datang menegur dan memberikan peringatan,” ujar Lukman sebagiamna dilansir dari detik.com pada Rabu, 15 Oktober 2025.

Lukman kemudian menambahkan bahwa saat proses menegur itu, kepala sekolah perempuan sempat menggunakan nada bicara yang cukup keras dan disertai kontak fisik.

“Bahasanya mungkin agak tegas, khas daerah sana. Tapi kita belum tahu pasti seperti apa konteksnya,” tambahnya.

Pasca kejadian itu, sekitar 630 siswa SMAN 1 Cimarga melakukan aksi mogok belajar sebagai bentuk protes terhadap pihak sekolah.

“Anak-anak merasa tertekan, jadi banyak yang memilih tidak masuk kelas,” kata Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga, Dini Fitri, kepada wartawan.

Meski demikian, seluruh guru tetap hadir dan menjalankan aktivitas seperti biasa.

Dini bahkan menginstruksikan kepada wakil kepala sekolah bidang kurikulum agar kegiatan belajar-mengajar tetap berlangsung normal.

Gubernur Banten Turun Tangan

Menanggapi polemik tersebut, Gubernur Banten Andra Soni mengambil langkah mediasi.

Ia mempertemukan Dini FItri dengan siswa yang terlibat, bernama Indra, di ruang kerjanya di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Kota Serang, Rabu (15/10/2025).

Pertemuan tersebut juga dihadiri wali kelas Indra untuk memastikan penyelesaian dilakukan secara kekeluargaan.

Hasil mediasi berakhir damai. Baik kepala sekolah maupun siswa saling meminta maaf.

“Saya minta maaf atas kesalahan saya,” ucap Indra dengan nada menyesal.

“Ibu juga minta maaf atas ucapan dan tindakan ibu. Semoga Indra bisa menerima dengan ikhlas,” balas Dini.

Dini pun mengingatkan muridnya agar mengambil pelajaran dari nasihat Gubernur Andra Soni.

“Pak Gubernur sudah memberi contoh tentang keikhlasan. Semoga Indra bisa lebih legowo dan sukses ke depannya,” ucapnya.

Status Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga Akan Diaktifkan Kembali

Setelah situasi mulai tenang, Gubernur Andra Soni menyatakan Dini Fitri akan segera kembali menjabat sebagai Kepala SMAN 1 Cimarga.

Ia menegaskan bahwa penonaktifan sebelumnya bukan bentuk hukuman, melainkan langkah sementara untuk menenangkan situasi.

“Waktu itu suasana sekolah tidak kondusif. Guru sulit mengarahkan siswa untuk masuk kelas, bahkan muncul penolakan,” jelas Andra.

Ia menambahkan, penonaktifan hanya bersifat sementara agar proses belajar kembali normal.

“Tidak ada pemberhentian. Ibu Dini tetap kepala sekolah dan akan kembali bertugas,” tegasnya.

Sementara itu, pihak kepolisian belum menerima pencabutan laporan dari orang tua Indra.

Kasus dugaan kekerasan fisik itu masih tercatat di Polres Lebak.

“Sampai sekarang belum ada pencabutan laporan. Tapi kami dengar sudah ada mediasi antara kedua pihak, semoga besok ada kabar baik,” ujar Ipda Limbong, Kanit PPA Satreskrim Polres Lebak.

Ia menambahkan, laporan dari orang tua siswa sudah diterima dan penyidik sempat mendatangi sekolah untuk memeriksa kondisi serta mengumpulkan keterangan.

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Infotangerang
sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Infotangerang
Follow
Iis Suryani
Editor
Iis Suryani
Reporter