Infotangerang.id– Hari Tasyrik, yang berlangsung pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah dalam kalender Islam, memiliki keistimewaan khusus.
Meskipun berpuasa pada hari-hari ini dilarang, ada banyak keutamaan dan kebaikan yang bisa diraih selama Hari Tasyrik.
Oleh karena itu, memahami keutamaan, amalan, serta larangan pada hari-hari tersebut menjadi hal yang sangat penting untuk diketahui.
Namun sebenarnya apa itu hari Tasyrik?
Pengertian Hari Tasyrik
Melansir dari laman Nahdlatul Ulama (NU) Online, hari Tasyrik adalah nama yang diberikan untuk tiga hari setelah Idul Adha, yaitu tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijah.
Istilah “Tasyrik” sendiri berasal dari kata “tasyriq” yang memiliki arti menghadapkan ke arah timur atau sinar matahari.
Secara etimologis, kata “tasyrik” berasal dari bahasa Arab “syarraqa,” yang bermakna matahari terbit atau menjemur sesuatu di bawah sinar matahari.
Selain itu, tasyrik juga dapat diartikan sebagai menghadapkan sinar matahari ke arah timur.
Sedangkan menurut pandangan Ibnu Hajar al-‘Asqalani, hari Tasyrik dikenal sebagai waktu untuk menjemur daging yang akan diolah menjadi dendeng.
Praktik ini dilakukan karena banyaknya daging kurban yang dapat diawetkan dengan dijemur, sehingga bisa disimpan lebih lama.
Ada juga sebagian ulama yang berpendapat bahwa hari Tasyrik mengacu pada waktu pelaksanaan salat Idul Adha, yang dilakukan ketika matahari sudah memancarkan sinarnya.
Sementara itu, ulama lain berpendapat bahwa hari Tasyrik ditandai dengan pembacaan takbir setiap selesai salat.
Pandangan berbeda lainnya mengenai hari Tasyrik juga ada berdasarkan dengan hadis riwayat Imam Muslim.
Hari Tasyrik dimanfaatkan muslim sebagai hari makan dan minum.
عَنْ نُبَيْشَةَ الْهُذَلِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ وَزَادَ فِي رواية وَذِكْرٍ لِلَّهِ
Artinya: Dari Nubaisyah Al-Hudzali, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, hari Tasyrik adalah hari makan, minum (pada riwayat lain), dan hari zikir. (HR Muslim).
Melihat dari pandangan tersebut, maka puasa pada hari Tasyrik dilarang.
Imam Syafi’i dalam karyanya Qaul Jadid menyatakan bahwa larangan berpuasa pada hari Tasyrik sebanding dengan larangan berpuasa pada hari Syak.
Hari Syak yaitu hari yang diragukan karena ketidakpastian awal bulan.
Rasulullah SAW juga menegaskan larangan berpuasa pada hari Tasyrik karena umat Islam dianjurkan untuk menikmati daging kurban pada hari-hari tersebut.
Keutamaan Hari Tasyrik Setelah Idul Adha
Meskipun dilarang, namun hari Tasrik tetap memiliki sejumlah keutamaan bahkan menjadi hari paling agung di sisi Allah SWT setelah hari raya kurban.
Hari Tasyrik juga merupakan waktu paling istimewa untuk memperbanyak ibadah kepada Allah SWT.
Allah SWT juga telah menjanjikan, bahwa amal ibadah yang dilakukan pada waktu-waktu yang istimewa, maka ganjarannya juga istimewa.
Berikut ini keutamaan Hari Tasyrik setelah Idul Adha:
1. Waktu yang Diberkahi
Melansir dari beberapa sumber, hari Tasyrik termasuk ke dalam hari-hari yang penuh dengan keberkahan.
Hal tersebut berdasarkan firman Allah SWT dalam Al-Quran:
وَاذْكُرُوا اللَّهَ فِي أَيَّامٍ مَعْدُودَاتٍ
Artinya: Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang berbilang. (QS. Al-Baqarah: 203).
Ayat tersebut menekankan bahwa hari Tasyrik merupakan waktu yang istimewa untuk berdzikir dan mengingat Allah SWT.
Tafsir ayat ini menjelaskan bahwa “hari-hari yang berbilang” merujuk pada hari-hari Tasyrik.
Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya juga menguatkan bahwa hari-hari tersebut adalah waktu yang sangat baik untuk memperbanyak dzikir dan ibadah lainnya.
2. Larangan untuk Berpuasa
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa Rasulullah melarang umatnya untuk berpuasa pada hari tersebut.
Rasulullah SAW, bersabda:
عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ قَالَا لَمْ يُرَخَّصْ فِي أَيَّامِ التَّشْرِيقِ أَنْ يُصَمْنَ إِلَّا لِمَنْ لَمْ يَجِدْ الْهَدْيَ
Artinya: Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu anhuma, keduanya berkata: Tidak diperkenankan untuk berpuasa pada hari Tasyrik kecuali bagi siapa yang tidak mendapatkan hewan kurban ketika menunaikan haji. (HR Bukhari, No 1859)
Hadits tersebut mengindikasikan bahwa pada hari Tasyrik, umat Islam dianjurkan untuk menikmati makanan dan minuman sebagai wujud syukur atas nikmat dari Allah SWT.
Menurut para ulama, termasuk Syekh Yusuf al-Qaradawi, larangan berpuasa pada hari-hari ini menekankan pentingnya menikmati karunia Allah dengan bersyukur.
3. Hari Raya Bagi Umat Islam
Hari Tasyrik juga merupakan bagian dari hari raya bagi umat Islam.
Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ أَيَّامَ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ وَذِكْرِ اللَّهِ
Artinya: Sesungguhnya hari-hari tasyrik adalah hari untuk makan, minum, dan mengingat Allah. (HR. Muslim).
Hadits ini menekankan bahwa hari-hari tasyrik adalah hari-hari yang diberkahi, di mana umat Islam dianjurkan untuk bergembira dan memperbanyak ibadah.
4. Penyempurnaan Ibadah Haji
Hari Tasyrik juga merupakan bagian penting dari rangkaian ibadah haji.
Pada hari-hari ini, para jamaah haji melaksanakan beberapa ritual utama seperti melempar jumrah di Mina.
Ini disebutkan dalam hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari:
خُذُوا عَنِّي مَنَاسِكَكُمْ
Artinya: Ikutilah dariku tata cara ibadah haji kalian. (HR. Bukhari).
Ritual-ritual yang dilakukan pada hari Tasyrik merupakan penyempurnaan dari ibadah haji, menekankan pentingnya hari-hari ini dalam Islam.
5. Hari dikabulkannya Doa-doa
Terkabulnya doa sepenuhnya merupakan kehendak Allah SWT, tetapi manusia diwajibkan untuk berusaha sekuat tenaga.
Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan berdoa pada waktu-waktu yang diberkati, seperti pada hari-hari Tasyrik.
Dalam kitab Lathoif Al-Ma’artif dijelaskan bahwa Kinanah Al-Quraisy mendengar Abu Musa Al-Asy’ari r.a. berkhutbah di hari Idul Adha (hari an-Nahr). Abu Musa Al-Asy’ari r.a. mengatakan:
“Pada tiga hari setelah hari Idul Adha itulah yang Allah SWT sebut sebagai ayyamul ma’dudat (hari-hari yang dihitung). Doa yang dipanjatkan di hari-hari tersebut tidak akan ditolak, maka berdoalah dengan penuh harapan kepada-Nya.”
Baca berita lainnya di Infotangerang dan Tangselife