INFOTANGERANG.ID- Yayasan Al Mishbah yang berdiri sejak 2019 sebagai Yayasan Pendidikan Al Quran hingga kini masih aktif dalam melakukan syiarnya, bahkan telah meluluskan 2 angkatan.

Didirikan oleh Puspasari Dewi, Chandra Dyah Anggararini, Hibbul Akhir, Lenzianna Pudjiati dan Yuda Wardhana, yayasan pendidikan Al Quran ini berlokasi di kawasan Sawah Baru, Ciputat, Tangerang Selatan.

Sebagian besar Jamaah Yayasan Al Mishbah ini memiliki usia yang tidak muda, namun semangatnya luar biasa untuk bisa membaca Al Quran dengan baik.

Para pendiri Yayasan Al Mishbah Tangerang Selatan
Para pendiri Yayasan Al Mishbah Tangerang Selatan

Asal Usul Berdirinya Yayasan Al Mishbah Tangerang Selatan

Awalnya, menurut Puspasari Dewi, ada salah satu Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Jakarta Barat bernama Nona mengenalkan Ustadz Hibbul saat ingin membeli rumah di Tangsel kepada dirinya sebagai PPAT di Tangsel.

“Ustadz ingin mengajar ngaji di kawasan Bintaro yang dekat dengan rumahnya, akhirnya obrolan ini disampaikan ke sahabat saya, Chandra Dyah Anggararini yang juga PPAT di Kabupaten Tangerang. Lalu kita siapkan tempat dengan jamaah masyarakat sekitar,” jelasnya.

Namun, tak lama membuka pengajian kemudian pandemi lalu pengajian berlanjut ke zoom hingga kini bertambah jumlah jamaah.

Metode Belajar Mengaji di Yayasan Al Mishbah

Salah seorang Pengajar, Ustadz Abdul Syukur membeberkan, awal masuk tahun 2022 mengajar Al Quran dengan metode online dan offline dengan beberapa tingkatan, yakni sesuai dengan kemampuan para jamaah dengan silabus yang berbeda.

“Untuk kelas Program Regular ada 4 tahapan, yaitu kelas dasar, kelas menegah 1, kelas menengah 2 dan kelas akhir tartil, dengan 2 kelulusan yang menjadi tumpuan sejak 2019 berjalan,” bebernya.

Saat ini, Yayasan Al Mishbah mencoba melakukan transformasi agar orang belajar Al Quran itu sambil melihat syiarnya.

Terlebih di tengah keprihatinan tentang tingkat kemampuan literasi membaca Al Quran umat Islam ternyata mayoritas umat Islam tidak sebanding dengan kemampuan membaca Al Quran yaitu hanya 66,036  persen bedasarkan survei Kemenag tahun 2023.

“Kita juga menggunakan Iqra sebagai metode yang digunakan sesuai kemampuannya, paling tidak Iqro 4, 5 dan 6 untuk kelas dasar 1. Sedangkan di kelas menengah dan tartil membutuhkan buku tajwid,” lanjutnya.

Tahun ini, Yayasan Al Mishbah akan menambah program khusus, yakni untuk mereka yang ingin khatam Al Quran dengan bantuan memperlanjar tajwidnya.

“Jadwalnya dan targetnya sama, yaitu target 1 tahun dengan durasi belajar 2 kali seminggu selama 1,5 jam,” tandasnya.

Sebagai tambahan, di Yayasan Al Mishbah setiap bulan jamaah berinfaq dengan tujuan memberikan makanan untuk orang lain atau Jumat Berkah. Nantinya mereka juga yang mengelola dengan koordinator tiap kelas yang terjadwal.

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Infotangerang
sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Infotangerang
Follow
Nadia Lisa Rahman
Editor
Nadia Lisa Rahman
Reporter