InfoTangerang.id- Dampak perubahan iklim sangat berpengaruh pada kesehatan manusia, khususnya berkaitan dengan penyakit menular dan penyakit tidak menular.
“Kita harus siap dalam mengatasi perubahan iklim tersebut. Bahkan semua hewan yang kemungkinan besar berinteraksi lebih sering dengan manusia harus diskrining terlebih dahulu untuk patogen, virus, dan bakterinya,” ujar Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, dalam siaran persnya pada Senin (29/4/2024).
Bahkan, kalau bisa diteliti di level hewan karena jika menunggu terjadi ke manusia sudah telat dan lebih mahal untuk mengatasinya.
Oleh karena itu, sebagai upaya membangun sistem kesehatan yang tahan terhadap perubahan iklim, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI bersama UNDP dan WHO melakukan kerja sama pendanaan dari Green Climate Fund (GCF).
Menurutnya, Indonesia sebagai salah satu bagian dari proyek global GCF yang mencakup 17 negara yang akan dirancang untuk meningkatkan ketahanan iklim layanan kesehatan melalui solusi adaptasi dan mitigasi iklim.
“Peningkatan ketahanan iklim ini membutuhkan anggaran besar. Untuk itu, proyek ini dilaksanakan dengan menggandeng institusi global seperti UNDP dan WHO. Kedua institusi global itu berperan sebagai katalisator untuk menarik keterlibatan organisasi global lainnya,” ungkapnya.
Dalam upaya mitigasi, inisiatif ini bertujuan mengurangi emisi gas rumah kaca dari fasilitas kesehatan. Setiap negara akan melaksanakan proyek sesuai dengan keadaan uniknya untuk memastikan pendekatan yang disesuaikan dengan konteks.
Di Indonesia, proyek ini bertujuan membentuk sistem kesehatan nasional yang tahan terhadap perubahan iklim dan berkelanjutan, mengurangi emisi gas rumah kaca dari sistem kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan, serta meningkatkan pendanaan untuk tindakan transformatif terhadap risiko kesehatan terkait iklim.
Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim, serta mempromosikan sistem kesehatan yang tahan terhadap perubahan iklim dan rendah karbon yang berkelanjutan.
Officer in Charge of UNDP Indonesia Sujala Pant mengatakan, UNDP percaya bahwa perubahan iklim merupakan isu yang saling terkait. Karena itu, pihaknya terus mengintegrasikannya di hampir semua bidang kerja mereka sambil terus mencari cara untuk mengembangkannya dan menemukan solusi yang dapat memberikan respons yang lebih baik terhadap dampak perubahan iklim di masa depan.
Sementara itu, Perwakilan WHO untuk Indonesia Dr. N. Paranietharan mengatakan, perubahan iklim adalah ancaman kesehatan terbesar yang dihadapi umat manusia, dan WHO berkomitmen untuk meresponsnya.
“Peluncuran inisiatif ini menandai langkah maju yang berani bagi Indonesia, yang sangat rentan terhadap dampak kesehatan perubahan iklim, dan akan mempercepat kemajuan menuju masa depan yang lebih sehat, lebih hijau, lebih tangguh, dan lebih berkelanjutan bagi semua orang,” tandas Paranietharan.